Melihat Barifola, Gerakan Gotong Royong Membangun Rumah ala Masyarakat Tidore
Dalam Enam Hari, Rumah Tipe 36 Kukuh Berdiri

Dalam setahun, gerakan barifola bisa membangun 30 rumah. Aktivitas mereka hanya berhenti saat Ramadan. Memasuki bulan Syawal, IKT langsung menentukan rumah siapa lagi yang menjadi sasaran barifola.
Menurut Haji Bur, sampai tahun keenam ini, program barifola tidak pernah menggunakan anggaran pemerintah. Sebab, anggota IKT Malut sepakat untuk urunan tanpa melibatkan campur tangan pihak luar.
’’Semangatnya adalah beramal untuk akhirat. Kalau nanti dibantu pemerintah pusat atau daerah, kami malah nggak jadi dapat akhirat. Kalau masih bisa ditangani internal IKT sendiri, saya kira tidak perlu memakai dana dari luar,’’ tutur Haji Bur.
Tidak semua anggota IKT Malut menyumbangkan dana untuk barifola. Ada yang menyumbang barang atau material bangunan seperti 50 sak semen, 10 gulung seng, atau 1.000 buah batako. ’’Setelah rumah selesai, kami langsung merencanakan barifola selanjutnya,’’ tandas Haji Bur. (*/c5/ari)
Dengan barifola, ratusan rumah reyot di penjuru Maluku Utara disulap menjadi rumah layak huni. Tradisi gotong royong khas masyarakat Tidore itu tidak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara