Melihat Budi Daya Mutiara secara Alami di Teluk Nara, Lombok Barat

Semakin Berkilau, Harga Bisa Rp 59 Juta Per Biji

Melihat Budi Daya Mutiara secara Alami di Teluk Nara, Lombok Barat
Ceko di tempat pembudidayaan kerang mutiara di Teluk Nara, Lombok Barat. Foto : Boy Slamet/Jawa Pos
"Kalau usianya sudah dua tahun, baru bisa dioperasi," kata Presiden Direktur PT Autore Pearl Culture Francesco Bruno yang menemani Jawa Pos berkeliling kompleks budi daya mutiara di Kabupaten Lombok Barat itu.

 

Operasi yang dimaksud adalah proses injeksi nukleus ke dalam organ seksual kerang. Tujuannya, nukleus bisa diselimuti selubung-selubung alamiah dari kerang. Karena itu, pembudidayaan kerang secara alami bisa memakan waktu hingga empat tahun atau lebih. Besarnya kerang yang siap panen pun bervariasi. Namun, kerang yang dihasilkan perairan Indonesia rata-rata berdiameter 10"11 milimeter.

 

Ada tiga jenis mutiara di dunia. Yakni, south sea white pearl, south sea black pearl, dan mutiara air tawar. Mutiara putih south sea dihasilkan di selatan Laut China Selatan. Yakni, laut Filipina, Myanmar, sedikit Malaysia, serta sebagian besar perairan di Indonesia. South sea black pearl dihasilkan di Tahiti.

Sementara itu, mutiara air tawar terdapat di perairan Tiongkok. Tapi, kualitasnya dinilai kurang baik. "Indonesia adalah produsen south sea white pearl terbesar di dunia," kata Francesco yang akrab dipanggil Ceko itu.

 

Mutiara dari Lombok Barat termasuk yang paling elok di Indonesia. Sebab, mutiara dari Teluk Nara dibudidayakan secara alami. Banyak investor asing

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News