Melihat Budi Daya Mutiara secara Alami di Teluk Nara, Lombok Barat
Semakin Berkilau, Harga Bisa Rp 59 Juta Per Biji
Rabu, 04 April 2012 – 00:24 WIB
Ceko mengakui, proses tersebut sangat berisiko dan memakan waktu lama. Sebab, jika laut terkena limbah beracun, jumlah plankton akan berkurang sehingga kerang tak bisa tumbuh normal. Namun, itu sudah pilihan karena budi daya mutiara sangat mengandalkan faktor alam.
Selain mengurusi perkawinan kerang, para pekerja di Autore harus membersihkan kulit-kulit kerang. Kulit ratusan kerang yang direndam di laut harus dibersihkan dari sisa-sisa makanan dan lumut. Selain itu, jaring-jaring harus dibersihkan dari kerang-kerang liar yang ikut menumpang tempat.
Lumut dan kotoran yang menempel di kulit kerang akan menjadi santapan ikan baronang dan ikan-ikan kecil di pinggir pantai. "Prosesnya dilakukan secara alamiah. Semuanya dari alam. Tidak ada limbah yang dihasilkan alias zero waste," kata Ceko.
Ceko merintis usaha itu sejak 1995. Namun, mereka baru sepenuhnya mengelola budi daya kerang mutiara sejak 2004. Autore merupakan produsen dan distributor mutiara terbesar kedua di dunia. Produk mereka pernah dipakai artis Hollywood Angelina Jolie.
Mutiara dari Lombok Barat termasuk yang paling elok di Indonesia. Sebab, mutiara dari Teluk Nara dibudidayakan secara alami. Banyak investor asing
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408