Melihat Dinasti Politik Malaysia Berebut Kekuatan

Dikritik karena Potensi Suburkan Budaya Korupsi

Melihat Dinasti Politik Malaysia Berebut Kekuatan
Melihat Dinasti Politik Malaysia Berebut Kekuatan
''(Tampaknya) ada sebuah keyakinan di Asia bahwa kekuasaan politik bisa diwariskan ke generasi berikutnya mengikuti garis keturunan,'' ujar James Chin, profesor ilmu politik di Monash University, Malaysia.

''Tradisi'' tersebut menuai kritik pedas dari para kritikus. Menurut mereka, hal itu sangat potensial menyebabkan tumbuhnya budaya korupsi. Bahkan, bukan mustahil bisa menghambat pembangunan bangsa dan pemerintahan yang bagus.

''Bila rakyat Malaysia ataupun orang-orang asing ingin (Wakil PM) Najib (Razak) mengikuti jejak ayahnya sebagai PM, mereka akan sangat kecewa,'' kata Abdullah Ahmad, seorang penulis buku-buku politik dan mantan asisten ayah Najib.

Sejak digadang-gadang Badawi untuk meneruskan tampuk kepemimpinan negeri jiran itu, Najib memang menyatakan kesiapannya menerima estafet kursi PM. Tapi, tetap saja ada banyak tantangan yang telah menanti. Salah satu yang cukup berarti adalah menguatnya kelompok oposisi di parlemen yang dimotori mantan Wakil PM Anwar Ibrahim.

Kancah politik di banyak negara, terutama di kawasan Asia, kental dengan hadirnya dinasti politik. Sebut saja keluarga Bhutto di Pakistan, Gandhi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News