Melihat Islam di Papua dengan Tradisi Nyala Damar Menjemput Lailatul Qadar
jpnn.com - Islam masuk ke Papua sekitar abad ke-16. Ada banyak teori mengenai bagaimana Islam berkembang di Papua. Mungkin memang Islam masuk tidak dari satu sumber. Ada banyak campuran aliran. Termasuk bagaimana orang Papua melokalkan Islam.
---
Oleh KARDONO SETYORAKHMADI
TANGAN tua itu sedikit gemetar ketika menyalakan lima damar di dalam bumbung bambu yang digantungkan di depan rumahnya. Setelah damar (sejenis lampu) menyala, wajahnya terlihat puas. Dia lalu masuk rumah, mengambil peci, dan keluar sebentar kemudian. Dia berdiri memandang damar yang nyalanya bergerak-gerak sesuai tiupan angin tersebut.
Abdul Kadir Waripa -nama orang tua itu- bersiap salat Tarawih di Masjid Al Baqiyyah yang berjarak hanya 50 meter dari rumahnya.
"Ini sudah tradisi zaman leluhur. Kami akan bersalah kalau tidak melaksanakannya," kata Kadir ketika ditanya mengapa memasang damar. Menurut dia, sudah tradisi, pada malam ke-27 Ramadan, semua warga menyalakan damar. Menyambut Lailatul Qadar, malam suci yang dipercaya lebih baik daripada seribu bulan.
Damar baru akan dimatikan ketika malam takbiran atau sudah tidak Tarawih lagi. Mereka percaya malam istimewa itu harus diperlakukan dengan spesial pula, yakni dengan menyalakan damar. Pada saat malam tiba, barisan damar yang dinyalakan akan menimbulkan situasi religius.
Pada Minggu malam itu (12/7) suasana di Fakfak memang menjadi penuh nyala damar. Mereka menyebut tradisi itu sebagai malam damar. Sebab, semua warga menyalakan damar pada malam itu. "Ini bagus untuk menghidupkan suasana sekaligus menambah kekhusyukan," kata imam Masjid Al Baqiyah Fakfak Muhammad Temongmere.
Islam masuk ke Papua sekitar abad ke-16. Ada banyak teori mengenai bagaimana Islam berkembang di Papua. Mungkin memang Islam masuk tidak dari satu
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala