Melihat Lebih Dekat Rumah Lee Kuan Yew yang Disengketakan Anak-anaknya
jpnn.com, SINGAPURA - Rumah nomor 38 di Jalan Oxley, rumah yang sangat familiar bagi warga Singapura. Betapa tidak, di rumah tersebutlah sejarah pembentukan awal partai politik yang menguasai pemerintahan Singapura berdiri, People Action Party (PAP).
Rumah itu, dibandingkan dengan deretan rumah tetangga di seberangnya, desain bangunannya kalah jauh. Sangat tua sekali. Demikian juga, dibanding dengan rumah para tetangga di sebelahnya, bungalow milik keluarga Lee Kuan Yew, pendiri Singapura tersebut, terkesan tertutup seolah penuh rahasia.
Rumah itu sangat besar, dibangun di atas tanah seluas 1,12 hektare, dan terdiri dari dua lantai, delapan kamar termasuk tiga kamar asisten rumah tangga, ruang tamu dan ruang pertemuan, serta ruang basement yang juga sering disebut sebagai ruang kerja pribadi almarhum Lee Kuan Yew di masa pemerintahannya.
Rumah itu dipagari tembok. Di depannya, pagar bercat putih setinggi dua meter itu menyatu dengan dua pintu pagar di masing-masing sisi. Pintu pagar yang berfungsi sebagai akses masuk itu terbuat dari besi. Dua pos keamanan tanpa pintu ada di kiri dan kanannya, satu deret dengan beberapa pot permanen yang ditanami bunga kertas merah jambu yang tengah berbunga.
Masing-masing pos jaga itu dilengkapi satu lampu sorot, dan empat kamera pengintai (CCTV). Dua kamera pengintai di sisi kiri pintu masuk sepertinya baru saja dipasang karena terlihat lebih baru dan mengkilap dibanding yang lainnya. Di pos jaga sebelah kiri, tergantung kotak surat dari aluminum yang juga sekaligus nomor rumah: 38.
Baik pagar dan pos jaga terlihat kurang terawat. Di dalamnya, catnya sudah mulai mengelupas, beberapa colokan listrik sudah menghitam, kipas angin dan telepon yang tergantung juga sudah tampak usang. Bahkan, lantainya kotor penuh debu dan dipenuhi dedaunan kering. Sepertinya rumah itu sudah lama tak dibersihkan. Di salah satu pos jaga itu juga, tergeletak koran terbitan Mei lalu.
"Padahal dulu rumah ini, saat Mr Lee masih hidup, meski pun rumah tua, rumah dan kawasan ini sangat dijaga dan dirawat. Sayang, rumah bersejarah ini mau dirobohkan," ujar Syech Ahmad, warga Singapura yang tengah menjemput saudaranya di rumah Nomor 33, persis di seberang rumah yang kini disengketakan anak-anak Lee Kuan Yew tersebut, Jumat (23/6).
Pria berusia 59 tahun ini, usai memarkirkan mobil sedan Toyota Axio miliknya, menambahkan tim keamanan di bungalow Oxley 38 ini dulu merupakan tentara bayaran. "Tahu dulu? Yang jaga di dua pos ini bukan tentara Singapura, melainkan Mr Lee menyewa langsung tentara Gurkha (pasukan bayaran asal Nepal binaan Inggris, red). Tahu tentara Gurkha, kan?" ujar Syech.