Membangun SDM Unggul Papua
Oleh: Prof. Yonny Koesmaryono
Secara akademik, mahasiswa Papua harus bekerja lebih keras dalam mengikuti perkuliahan. Belum meratanya kualitas pendidikan di Indonesia, membuat kesulitan yang dihadapi mahasiswa beragam untuk setiap daerah. Harus kita akui, bahwa salah satu yang paling sulit untuk menyesuaikan diri (adaptasi) adalah mahasiswa dari Papua.
Namun, ini juga yang menjadi nilai lebihnya, ketika mereka mampu menyelesaikan studinya, maka bisa dipastikan mereka adalah sumber daya insani unggul Indonesia.
Tantangan non-akademiknya adalah berbaur dengan kultur masyarakat di daerah tempatnya menuntut ilmu. Seringkali terjadi culture shock, yang tidak jarang menimbulkan kesalahpahaman dengan penduduk lokal setempat. Semua ini memang dialami oleh seluruh mahasiswa pendatang, termasuk mahasiswa Papua dan Papua Barat.
Karena itu, dalam praktiknya proses adaptasi ini memerlukan dukungan dan kedewasaan semua pihak. Di sinilah, perlu dibangun semangat persaudaraan kita sebagai bangsa Indonesia. Saling mengayomi, menghormati, dan menjaga satu sama lain.
Gesekan yang terjadi di Surabaya merupakan bagian dari adaptasi yang menjadi proses pendewasaan bagi kita bersama. Ibarat sebuah keluarga, sering kali timbul perselisihan, yang menimbulkan kemarahan antar anggota keluarga. Namun sebesar apa pun kemarahan itu, pada akhirnya akan selalu dikalahkan oleh rasa cinta dan kasih sayang kita sebagai keluarga. Sama seperti unjuk rasa di Papua, rasa cinta kita sebagai Bangsa Indonesia-lah, yang akhirnya akan selalu membawa kedamaian bagi seluruh anak bangsa.
Kuncinya menjaga martabat kemanusiaan, menghormati setiap perbedaan, dan menjaga perasaan sesama anak bangsa. Jadi, mari menebarkan cinta sebesar-besarnya dalam rumah besar kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satunya menjadi bagian, yang memberikan support penuh bagi mahasiswa Papua dan Papua Barat yang sedang menuntut ilmu di seluruh perguruan tinggi Indonesia. Memberikan semangat dan dukungan sebagai sesama anak bangsa, demi terciptanya sumber daya insani yang unggul dari timur Indonesia.
Semoga saja semua kesalahpahaman ini bisa segera diselesaikan. Baik aspek sosial dan hukumnya. Bila ada indikasi persoalan hukum, maka diproses sebagaimana mestinya. Secara sosial, kita berharap para tokoh adat dan masyarakat Papua serta aparat dan pimpinan perguruan tinggi bisa menenangkan masyarakat, khususnya mahasiswa sehingga tercipta suasana saling percaya saling (trust) mengasihi bagi semua anak bangsa yang bernaung dalam NKRI. Tidak boleh ada lagi persekusi dan intoleransi di bumi nusantara yang bineka ini. Karena Indonesia adalah kita dan kita adalah tunggal ika. (*/jpnn)
Penulis Guru Besar IPB, Pokja Program Afirmasi Dikti (ADik) untuk Provinsi Papua, Papua Barat, dan Daerah 3T
Secara akademik, mahasiswa Papua dan Papua barat harus bekerja lebih keras dalam mengikuti perkuliahan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ketua MRP Papua Barat Daya: Jangan Golput, Pastikan Pesta Demokrasi Aman dan Lancar
- Program Sarapan Sehat Bergizi tak Hanya untuk Anak Didik, Tetapi juga Menyasar Para Guru
- Yohannis Manansang Berencana Bangun Rumah Sakit Internasional di Sentani
- Mantan Bupati Ini Ditangkap Polisi terkait Pencabulan Anak
- Jelang Natal & Tahun Baru, Senator Manaray Bersama Kemenhub Sepakat Awasi Harga Tiket ke Papua
- Dukung Penuh Pengamanan Pilkada di Puncak, Tim Asistensi Operasi Damai Cartenz 2024 Turun Gunung