Meliput Kawasan Nikel di Indonesia, Mendengar Kisah Kehidupan Manusia

"Nikel yang mineral itu, kan? Kenapa bisa bikin menangis? Kok aneh, liputan nikel tapi terus nangis?" tanya seorang kawan keheranan mendengar jawaban saya, saat dia menanyakan tentang liputan terakhir saya mengunjungi sejumlah kawasan nikel di Indonesia.
Yang bikin nangis bukan nikelnya, memang.
Tapi bagaimana dampak demam nikel dan ambisi Indonesia menjadi hub kendaraan listrik menyentuh banyak orang dan kehidupan mereka. Itu yang bikin sesak.
Memang seperti pisau bermata dua.
Ada yang diuntungkan, tapi tak bisa dipungkiri, banyak jejak kerusakan yang juga menyengsarakan.
Hampir semua narasumber menangis saat menuturkan cerita mereka kepada saya.
Cerita bagaimana tambang nikel dan smelter nikel membuat hidup mereka tidak lagi sama seperti yang dulu.
Tidak semua isakan mereka bisa dilihat di dokumenter ini, tapi sukses melekat dalam ingatan saya.
Hampir semua narasumber menangis saat menuturkan cerita mereka. Cerita bagaimana tambang nikel dan smelter nikel membuat hidup mereka tidak lagi sama seperti yang dulu.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia