Meliput Kawasan Nikel di Indonesia, Mendengar Kisah Kehidupan Manusia
![Meliput Kawasan Nikel di Indonesia, Mendengar Kisah Kehidupan Manusia](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2023/03/06/ilustrasi-bijih-nikel-foto-carlos-alonzo-afp-kduo2-kfcz.jpg)
"Nikel yang mineral itu, kan? Kenapa bisa bikin menangis? Kok aneh, liputan nikel tapi terus nangis?" tanya seorang kawan keheranan mendengar jawaban saya, saat dia menanyakan tentang liputan terakhir saya mengunjungi sejumlah kawasan nikel di Indonesia.
Yang bikin nangis bukan nikelnya, memang.
Tapi bagaimana dampak demam nikel dan ambisi Indonesia menjadi hub kendaraan listrik menyentuh banyak orang dan kehidupan mereka. Itu yang bikin sesak.
Memang seperti pisau bermata dua.
Ada yang diuntungkan, tapi tak bisa dipungkiri, banyak jejak kerusakan yang juga menyengsarakan.
Hampir semua narasumber menangis saat menuturkan cerita mereka kepada saya.
Cerita bagaimana tambang nikel dan smelter nikel membuat hidup mereka tidak lagi sama seperti yang dulu.
Tidak semua isakan mereka bisa dilihat di dokumenter ini, tapi sukses melekat dalam ingatan saya.
Hampir semua narasumber menangis saat menuturkan cerita mereka. Cerita bagaimana tambang nikel dan smelter nikel membuat hidup mereka tidak lagi sama seperti yang dulu.
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?
- Dunia Hari Ini: Pesawat Delta Air Terbalik, Tak Ada Korban Jiwa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Sembilan Tewas karena Banjir di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Ratusan Korban Perdagangan Manusia di Myanmar Diungsikan ke Thailand
- Anak Muda di Indonesia Bayar Jasa Buat Tes Kesetiaan Pasangannya