Memahami Invasi Rusia ke Ukraina, Apa Target Putin Sebenarnya?
jpnn.com, JAKARTA - Serangan Rusia ke Ukraina hingga kini terus berlangsung. Pasukan Rusia menyasar objek-objek militer di seluruh wilayah Ukraina. Peristiwa itu menyulut kepanikan dunia.
Serangan yang berlangsung sejak Kamis (24/2) pagi mendapat reaksi keras masyarakat internasional. Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi menyikapi tindakan Rusia tersebut.
Aksi Rusia itu menimbulkan pertanyaan berbagai kalangan. Kenapa Rusia melakukan serangan ke negara tetangga sebelah barat mereka itu, negara yang selama kurun waktu yang lama berada dalam satu ‘rumah’ yang sama baik di era kekaisaran maupun era Uni Soviet?
Kenapa Rusia seakan mengabaikan norma-norma internasional, melakukan tindakan sepihak menyerang negara sebuah negara berdaulat?
Menurut Ahmad Fahrurodji, doktor ilmu sejarah, pemerhati Rusia dan Eropa Timur Universitas Indonesia (UI), serangan itu karena motif geopolitik.
“Pasti ada alasan yang sangat kuat bagi pemimpin Rusia itu dalam mengambil keputusan yang mempertaruhkan masa depan Rusia akan kemungkinan Rusia terancam dikucilkan dalam masyarakat internasional dan sanksi ekonomi yang lebih keras yang ditujukan untuk mempersempit gerak Rusia dalam percaturan internasional,” kata Ahmad Fahrurodji dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/5).
Dalam pidato resminya Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan serangan itu merupakan operasi militer khusus yang ditujukan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
Konsep demiliterisasi dan denazifikasi memiliki dua target berbeda, tetapi satu sama lain berkaitan.
Kenapa Rusia seakan mengabaikan norma-norma internasional, melakukan tindakan sepihak menyerang negara sebuah negara berdaulat seperti Ukraina?
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Rusia Gandeng Korea Utara, Korsel Siap Memasok Senjata ke Ukraina
- Seusai Bertemu Putin, Kim Jong Un: Rusia Sahabat & Sekutu Paling Jujur
- Pertama Kali dalam 24 Tahun, Vladimir Putin Kunjungi Korea Utara
- Indonesia Tak Ikut Teken Komunike KTT Perdamaian Ukraina, Ini Alasannya
- Presiden Amerika Memohon Maaf Gegara Telat Kirim Bantuan ke Ukraina