Memaknai Lailatul Qadar dalam Konteks Kekinian

Oleh: Prof Dr Thohir Luth*

Memaknai Lailatul Qadar dalam Konteks Kekinian
Memaknai Lailatul Qadar dalam Konteks Kekinian

Melalui peringatan itu, esensi Alquran sebagai peringatan bagi umat manusia bisa membawa bekas dalam diri umat. Masyarakat juga harus merasakan kehadiran Alquran tidak sebatas bacaan personal. Namun, berupa amalan yang bermanfaat dalam kehidupan bersosial hingga kehidupan bernegara.

Harus diakui bahwa kondisi masyarakat pada zaman Rasul menerima perintah sebagaimana dalam Alquran dengan situasi masyarakat sekarang tentu berbeda. Keadaan itu menjadi tantangan untuk berbuat yang lebih baik. Terutama memperbanyak gerakan sosial untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.

Selama ini, masyarakat masih membiasakan diri membaca Alquran hanya untuk mendapat pahala secara personal. Seharusnya, isi Alquran itu diamalkan untuk kepentingan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Jika dibandingkan dengan amalan umat Islam saat ini, kondisinya jauh sekali. Keseriusan memanfaatkan sepuluh hari terakhir pada Ramadan lebih berkualitas pada zaman sahabat.

Saya melihat aplikasi memaknai datangnya Lailatul Qadar masih bersifat perseorangan. Belum tecermin nilai-nilai masyarakat yang lebih beradab. Belum mencapai citra negara yang religius. Meski begitu, umat Islam tidak boleh putus asa. Peningkatan ibadah tetap wajib dilakukan. Persoalan derajat pahala, Allah Maha Tahu segalanya.

Sesungguhnya, momen Lailatul Qadar itu oleh Allah diturunkan setiap tahun. Memanfaatkan momen datangnya malam Lailatul Qadar, sepuluh hari terakhir Ramadan, khususnya setiap malam ganjil, hendaknya lebih dihidupkan. Khususnya di masjid-masjid dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada umat yang hendak beriktikaf.

Adapun tanda-tanda turunnya Lailatul Qadar yang diwujudkan dalam bentuk indahnya fenomena alam sebagaimana disebutkan sebagian ulama tampaknya tidak cukup menjadi pegangan.

Lailatul Qadar merupakan anugerah Allah kepada umat Muhammad yang tidak diberikan kepada umat terdahulu. Hanya, untuk mendapatkannya, umat Muhammad harus sungguh-sungguh dalam mencarinya. Kadar keberkahan dan kadar kemuliaan di malam Qadar itu tetap abadi dalam kerahasiaan. (sep/c6/ib)

MEMBICARAKAN malam Lailatul Qadar pada dasarnya tidak bisa lepas dari malam Nuzulul Quran. Malam turunnya Alquran, bagi masyarakat Indonesia, yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News