Memaknai Peperangan di Padang Kurusetra Dalam Epos Mahabarata
Oleh: Agus Widjajanto - Praktisi Hukum, Pemerhati Sosial Politik dan Budaya Bangsa, tinggal di Jakarta

Yang menggerakkan adalah bukan dia, tetapi seluruh gerakan alam ini digerakan oleh Yang Kuasa.
Untuk itu, Kresna menegaskan bahwa Dharma atau pengabdian dalam kebenaran (Tan Hana Dharma Mangrwa) harus menjadi prinsip penuntun dalam membuat keputusan.
Menyangkut masalah Arjuna yang bertekad tidak mau menyakiti orang-orang yang dicintainya, Krisna sebagai Maha Raja, berujar dan mengingatkan bahwa sebagai prajurit adalah sudah menjadi kewajibanya untuk memastikan dan menjunjung keadilan dan melindungi atas sesama yang teraniaya oleh rasa keadilan itu sendiri agar kebaikan selalu bersemayam pada setiap insan dan harus dijaga.
Bahwa dalam Bhagavad Gita atau disebut sebagai Weda kelima yang berarti nyanyian suci merupakan sebuah kitab yang memiliki kedudukan penting dalam tradisi Hindu.
Ajaran universal dalam kitab Bhagavad Gita diperuntukkan untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Bukan saja pada umat tertentu, akan tetapi untuk semua manusia yang ditulis dalam epos Mahabharata.
Pelajaran yang kita dapatkan dari ini semua adalah , dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana pada jaman Reformasi ini, ketidakadilan, keangkaramurkaan menuhankan Agama, menuhankan harta benda kekayaan dan tahta telah bersifat masif dan terstruktur.
Korupsi merajalela sudah menjadi budaya, penegakan hukum yang rusak dimana hukum dijadikan lahan bisnis oleh para penegak hukum, yang kerap terjadi hukum dibelokkan, argumen hukum dipelintir seolah kejahatan ketidak benaran di justifikasi menjadi kebenaran dalam hukum yang merusak sendiri sendiri kehidupan berbangsa dan bernegara.
Itu sebenarnya dari pada tafsir Bhagavad Gita, dalam peperangan dipadang Kurusetra dalam epos Mahabharata. Dan peperangan. Tersebut akan selalu ada, akan selalu terjadi antara keadilan melawan kejahatan, di sepanjang zaman dan masa, di setiap negara di dunia, termasuk Indonesia tercinta.
Kisah Epos Perang Bharata Yuda antara Astina dan Kurawa menunjukkan Astina dengan Pandawa Limanya melakukan peperangan terakhir di Padang Kurusetra.
- Perdebatan Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Para Pendiri Bangsa
- Bangsa Pelupa dan Pemaaf, Sebuah Refleksi Tentang Karakter Kolektif Indonesia
- Indonesia Tanah Air Beta
- Darmizal Tegaskan Jokowi Fokus pada Kemajuan Bangsa, Bukan Partai Super Tbk
- Panitia Adhoc MPR dan Aspirasi Suara Masyarakat
- Zelenskyy: Masalahnya, Putin Takut Berbicara dengan Saya soal Mengakhiri Perang