Memang, Sulit Percaya Begitu Saja pada Danantara

Danantara, dengan mandat untuk mengelola aset negara dalam jumlah yang sangat besar, menghadapi tantangan besar dalam hal transparansi dan pengawasan.
“Danantara bisa menjadi bom waktu yang lebih berbahaya bagi keuangan negara,” tegasnya.
Menurut Hardjuno, pengelolaan aset sebesar itu tanpa pengawasan yang ketat hanya akan menciptakan ladang korupsi baru.
“Jangan sampai Danantara jatuh ke tangan para politisi yang hanya mencari keuntungan pribadi. Negara harus menyerahkannya kepada profesional yang memiliki rekam jejak bersih dan berintegritas, dengan audit profesional yang melibatkan akademisi serta pakar independen,” jelasnya.
Selain itu, Hardjuno juga menyebut potensi besar konflik kepentingan dalam pemerintahan dan BUMN itu sendiri.
Tanpa adanya filter yang kuat, politisi dan pihak yang berkepentingan dapat dengan mudah menyalahgunakan aset Danantara untuk keuntungan pribadi.
“Kita butuh sistem audit yang diawasi oleh publik, melibatkan akademisi berintegritas tinggi, serta media yang tidak takut mengungkap kebenaran,” ungkapnya.
Hardjuno menegaskan bahwa transparansi penuh menjadi keharusan, di mana publik harus diberikan akses terhadap laporan pengelolaan aset Danantara untuk mencegah penyimpangan.
Sederat kasus korupsi menunjukkan lemahnya tata kelola perusahaan pelat merah, bagaimana dengan Danantara?
- Kasus Korupsi Perusda Tambang, Kejati Kaltim Sita Rp 2,51 Miliar dari Dirut PT RPB
- Modal Asing Keluar Capai Rp 10 Triliun, Efek Danantara?
- Kilang Pertamina Internasional Kenalkan Teknologi Bioflok kepada Mitra Binaan
- Sulitnya Berbaik Sangka kepada Danantara
- Pertamina Hulu Energi Pacu Produksi Migas, Inovasi Menjadi Kunci Wujudkan Asta Cita
- KPK Didesak Usut Dugaan Suap Pemilihan Pimpinan DPD dan Periksa 95 Senator