Membaca Prabowo, Membaca Peluang

Membaca Prabowo, Membaca Peluang
Membaca Prabowo, Membaca Peluang
SURPRISE juga sang serdadu ini muncul ke panggung politik nasional. Gerindra yang berdiri setahun lalu itu sudah didukung 11 juta anggota. “Semuanya memakai kartu tanda anggota,” kata Amran Nasution, mantan wartawan TEMPO yang duduk dalam think-tank Gerindra. “Semuanya diasuransikan jika meninggal dunia dalam kecelakaan lalulintas,” kata Amran kepada saya sewaktu pulang ke Medan, sebulan silam.

Gerindra berbasis massa petani, 13 ribu pedagang pasar, dan, wah, kini meraih amunisi baru berupa  3,5 juta petani kelapa sawit di Tanah Air.  Tak heran jika Prabowo tak mengerti mengapa sejumlah lembaga survei menempatkan Gerindra di ranking bawah sebagai partai baru.

Jika merunut komentar pakar komunikasi, Efendi Ghazali dalam sebuah talk show di Medan belum lama ini, iklan Gerindra di layar kaca cukup wow juga. Ada petani bersahaja dan anak-anak sekolah yang ceria. Lalu, burung Garuda terbang di angkasa. “Terdengarlah narasi “Gerindra” yang ekspresif di gendang telinga,” kata Efendi. Kemudian, bayang-bayang Garuda bergerak di bumi.

Prabowo Subianto, mantan Pangkostrad itu pun sudah bicara, dan siap menjadi Capres partai Gerindra. “Saya tak ingin bangsa ini menjadi bangsa kacung," ujarnya di depan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) di Jakarta, Rabu (5/4).

SURPRISE juga sang serdadu ini muncul ke panggung politik nasional. Gerindra yang berdiri setahun lalu itu sudah didukung 11 juta anggota. “Semuanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News