Membaca Prabowo, Membaca Peluang

Membaca Prabowo, Membaca Peluang
Membaca Prabowo, Membaca Peluang
TETAPI, mengapa Indonesia dengan pertumbuhan rata-rata 7% pada 1990-an, harus dijatuhkan?

Kisah ini bermula ketika isu ABRI Hijau versus ABRI Merah Putih bergulir dalam bisik-bisik politik. Antara lain terdiri dari perwira muda seperti Prabowo dan Kivlan yang masih berpangkat Mayor, dan dekat dengan kalangan Islam. Rezim yang Islam phobia mulai berbulan madu dengan Islam, sampai ada istilah "kabinet ijo-royo-royo."

Habibie bahkan ditugasi Soeharto menjadi ketua ICMI. Sebelumnya, ABRI Merah Putih berencana mendukung Jenderal Benny menjadi Wakil Presiden pada sidang umum MPR 1988 (Konflik dan Integrasi TNI AD oleh Kivlan Zen, Institute for Policy Studies, IPS 2004).

Tak pelak, Soeharto mengangkat Try Sutrisno menjadi Panglima ABRI menggantikan Benny pada 24 Februari 1988. Akibatnya, Benny gagal menjadi Wapres, dan naiklah Sudharmono. Namun saat SU MPR 1993, Fraksi ABRI MPR dipimpin Harsudiono Hartas sukses mendukung Try Sutrisno sebagai Wapres.

SURPRISE juga sang serdadu ini muncul ke panggung politik nasional. Gerindra yang berdiri setahun lalu itu sudah didukung 11 juta anggota. “Semuanya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News