Membangun Merah Putih Berbasis Teknologi Komunikasi
Background di Balik Berita dari Forum Pemred JP Group di Pekanbaru, Riau (5)
Dan, setelah menggunakan fasilitas cepat seperti itu, hendak kembali ke selera awal yang buffering-nya lambat, seperti sedang diteror “hantu lambat”. Namun, ia buru-buru menambahkan bahwa dia tak bermaksud berpromosi di forum ini. Karena itu, dia hanya memberikan gambaran-gambaran garis besarnya teknologi terbarunya itu. “Sekali lagi, saya di sini tidak dalam rangka berpromosi.
Tetapi ingin menularkan kepada teman-teman pemimpin redaksi, bagaimana membangun Indonesia dengan teknologi telekomunuikasi yang terus berkembang seperti tiada akhir,” ujarnya. Alhasil, Harry pun banyak dibanjiri pertanyaan dan bahkan usulan dari para pemred Jawa Pos Group. Pertanyaan dan tanggapan memang beragam. Namun, paling banyak adalah soal produk Indosat yang belakangan justru mulai terkejar para kompetitornya.
Iklan Indosat yang masih kalah agresif dibandingkan kompetitornya juga sempat disinggung. Padahal, untuk sejumlah daerah, sinyal Indosat cukup bagus. Namun, karena kurang berpromosi dengan optimal, kebanyakan pilihan justru jatuh ke operator lain, yang menjanjikan lebih banyak mimpi. Operator seluler yang sinyalnya hanya bagus di tempat-tempat tertentu namun gencar beriklan ia banyak digemari.
Tetapi, sebaliknya, Indosat yang sinyalnya bagusnya hampir merata, justru ditinggalkan karena masih abai dengan promosi. Menjawab hal ini, Harry menjelaskan sedikit flashback sejarahnya Indosat. Dulu, Indosat memfokuskan bisnisnya untuk konsumen internasional, SLI. Sedangkan, untuk konsumen lokalnya diserahkan kepada operator BUMN lainnya.
’’Tanpa disadari, persaingan di dalam negeri justru berlangsung sangat ketat. Dan lebih bersaing, dan kami mengantisipasinya sangat lamban, sementara operator lain berlarinya sangat kencang,” kata Harry. Saat ini, lanjut Harry, Indosat terus berbenah untuk mengejar ketertinggalan itu. Soal iklan yang kalah gencar, Harry juga memiliki penjelasan tersendiri.
Harry mengakui, saat ini keuangan Indosat memang tidak sekuat para pesaingnya yang kini gencar mengguyur iklan. Pasalnya, hingga saat ini Indosat masih memiliki warisan utang yang harus diselesaikan. “Ketika Indosat merger dengan perusahaan lain, kita mewarisi utang yang sampai saat ini.
Saat ini, kami masih terus berbenah, dan mudah-mudahan selepas idhul fitri ini kami sudah selesai berbenah itu,” ujar Harry. Meski dalam kondisi masih tertatih-tatih Harry memastikan bahwa saat ini Indosat sudah menempat posisi kedua dalam market share operator telepon seluler di Indonesia.
Pihaknya juga terus melakukan promosi ke berbagai wilayah di Indoensia, misalnya dengan pemilihan duta IM3 yang akan diadakan dalam beberapa waktu ke depan. “Kita akan garap pangsa pasar anak muda melalui duta IM3 ini,” ujarnya. Ia pun mengakui semangat Indosat untuk Indonesia telah mampu membawa perusahaan tetap berkiprah sebagai salah satu pemain utama dalam industri telekomunikasi di Indonesia.
DI hadapan sekitar 100 pemred media cetak dan 10 TV lokal yang tergabung dalam Forum Pemred JPNN itu, Direktur Utama PT Indosat Harry Sasongko Tirtotjondro
- Calon Pendamping Jokowi Sudah di Kantong Megawati
- Poros Baru, Poros Indonesia Raya, Poros Apapun Namanya...
- PKS: Dahlan Bisa Muncul Jadi Capres Poros Baru Bentukan Demokrat
- Perbaiki Sistem Pendidikan Butuh Komitmen dan Konsisten
- Sibuk Persiapkan UN Guru Tak Sempat Tingkatkan Kualitas
- Misteri Penghapusan Pelajaran TIK di Kurikulum 2013