Membangun Mimpi dari Atas Atap
dah
jpnn.com - Akhirnya Tsuruko Kuzumoto jadi wanita hebat itu. Di belakang lelaki sukses itu: Rustono. Anak desa asal Grobogan itu.
”Ayo kita ke kuil,’’ ujar Tsuruko pada suaminya itu. Suatu waktu. Setelah melihat tempe suaminya selalu gagal. Berminggu-minggu.
Padahal sudah membeli selimut listrik. Untuk menyelimuti bakal tempenya. Agar tidak terkena udara dingin di musim dingin. Juga tetap saja gagal.
Biarpun terus konsultasi dengan ahli tempe: ibunya atau tetangga ibunya. Lewat sambungan telepon internasional.
Pengantin baru itu pun berangkat ke kuil. Naik sepeda. Menuju stasiun terdekat. Lalu naik kereta api. Sejauh 30 km.
Ada stasiun di dekat kuil itu. Mereka membawa jerigken. Untuk mengambil air dari pancuran. Yang selalu mancur tanpa henti. Di komplek kuil itu.
Banyak orang antri ambil air di situ. Umumnya membawa botol. Tapi Rustono membawa jeriken. Agar bisa membawa pulang air lebih banyak.
Kalau jeriken itu harus sampai penuh akan lama mengisinya. Antrean di belakangnya akan panjang.