Membangun Mimpi dari Atas Atap
dah
Tapi optimisme Rustono tidak pernah padam. Ia bertekad mencari rumah di pegunungan. Dekat hutan. Yang ada sumber airnya. Agar tidak selalu ke kuil. Yang 30 km itu.
Rustono mencari lokasi. Membangun rumah sendiri. Ditukangi sendiri. Dengan dibantu istri. Yang ikut mengangkat kayu. Atau menaikkan kayu.
Ia akan tinggal di rumah baru itu. Di situ pula ia akan terus memproduksi tempe.
Saat membangun rumah itulah Jepang lagi musim salju. Apalagi di desa Rustono ini. Yang di lereng gunung. Yang ketinggiannya 900 meter. Yang saljunya lebih tebal.
Rustono tidak berhenti bekerja. Ia naik ke atap. Menyelesaikan rumahnya. Dengan menggigil kedinginan.
Ternyata kerja bersalju-salju itu tidak sia-sia. Ada wartawan lewat di jalan depan rumahnya. Terheran-heran. Kok ada orang kerja di atas atap. Saat salju lagi turun.
Difotolah itu Rustono.
”Lagi bikin apa?,” teriak si wartawan. Dari mobilnya.