Membangun Pribadi Berintegritas di Hari Raya Idulfitri

Dalam khotbahnya, ia juga menguraikan tiga aspek penting integritas diri, yaitu: komitmen menjaga lisan, kejujuran, dan sikap wara’. "Integritas diri dimulai dengan komitmen menjaga lisan kita agar selalu berkata benar, adil, dan tidak menipu," tegasnya, dan mengingatkan sabda Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya katakanlah perkataan yang baik, atau lebih baik diam.”

Dalam konteks kejujuran, beliau menggugah kesadaran jamaah akan pentingnya berlaku jujur dalam setiap aspek kehidupan, mengutip, “Kalian harus berlaku jujur. Karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa kepada surga” (HR. Bukhari dan Muslim).

Selanjutnya, ia menjelaskan pentingnya sikap wara’ dalam memilih tindakan, yang mendorong umat untuk menjauhi hal-hal yang meragukan.

"Yang halal itu jelas, yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat" (HR. Bukhari dan Muslim).

Di akhir khotbah, Prof. Asrorun mengingatkan bahwa meskipun Ramadhan telah berlalu, tantangan untuk mempertahankan integritas dan memperbaiki diri akan terus ada.

"Puasa yang berkualitas adalah puasa yang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga mengendalikan nafsu, menjaga lisan, dan selalu berupaya untuk bersikap jujur dan wara’," pungkasnya.

Dengan pesan tersebut, diharapkan seluruh jemaah dapat merayakan Idul Fitri ini dengan semangat saling memaafkan, serta bertekad untuk membangun pribadi yang lebih baik demi kebaikan bersama.(dkk/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini: