Membangun Tanah Papua dengan Adat

Oleh Dr. Ir. Mervin Komber - Dosen Universitas Pendidikan Muhamadiyah Sorong Papua Barat Daya

Membangun Tanah Papua dengan Adat
Anggota DPD/MPR RI Periode 2009-2014 dan Periode 2014-2019 Dapil Papua Barat, alumni Universitas Cenderawasih Papua 2003, Sekjen Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia 2006-2009, dan Dosen Tetap Universitas Pendidikan Muhamadiyah Sorong Papua Barat Daya Dr. Ir. Mervin Komber. Foto: Dokumentasi pribadi

jpnn.com - Peradaban permukiman manusia di Tanah Papua diperkirakan telah mulai antara 42.000 dan 48.000 tahun yang lalu.

Interaksi antara Masyarakat Papua dan pulau-pulau yang berdekatan terdokumentasi sejak abad ketujuh.

Kedatangan Bangsa Eropa ke Tanah Papua dimulai dari Perjalanan Pelaut Portugis, Antonio de Abreu dan Francisco Serrao ke Kepulauan Maluku pada tahun 1512 dan kemudian sempat singgah di Jazirah Onim (Fakfak sekarang), para pelaut Portugis ini mendapati catatan soal keberadaan sejumlah masyarakat yang rasnya sangat berbeda dengan orang Melayu.

Pada bulan Juni 1545, Ortiz de Retez, yang memimpin Kapal San Juan, meninggalkan pelabuhan di Tidore, sebuah pulau di Hindia Timur dan berlayar hingga mencapai pantai utara Pulau Papua, di mana dia berpetualang sepanjang muara Sungai Mamberamo.

Ortiz de Retez menamai Papua dengan yang nama Nueva Guinea karena kemiripan penduduk lokal dengan orang-orang di pantai Guinea di Afrika Barat.

Tanah Papua begitu istimewa sedemikian sehingga menarik perhatian dari orang-orang atau kelompok-kelompok yang ingin berkunjung untuk menetap, berkunjung untuk meneliti, mengembangkan dan mengeksplorasi, bahkan berkunjung untuk mengeksploitasi-nya.

Khazanah alamnya yang amat kaya menjadikannya daya tarik tersendiri. Disamping itu, kebudayaannya juga yang unik dan mengakar dalam adat istiadat disetiap suku yang ada di Tanah Papua.

Ada sekitar 255 suku yang mendiami Tanah Papua, dari tujuh wilayah adat di Papua yakni Ha Anim, La Pago, Me Pago, Saireri, Mamberamo-Tabi, Doberay dan Bomberay. Papua terdiri dari pegunungan salju, delta-delta lumpur yang membentang amat luas, hutan rimba yang menghasilkan flora dan fauna yang beragam, rawa-rawa, danau yang indah, gugusan kepulauan yang cantik, lautan yang kaya akan ikan, dan penduduk asli yang khas dengan bahasa dan budaya yang unik.

Membangun Tanah Papua dengan pola pendekatan adat, tidak perlu dibuatkan lembaga khusus seperti UP4B dan atau UKP OTSUS.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News