Membangun Tanpa Menggusur
Oleh Dahlan Iskan
Saya pun tiba di restoran besar. Di atas gunung. Yang dari dalamnya bisa melihat seluruh kota Konya.
Saya minta dipesankan masakan yang saya maksud: khas Konya.
Saya puas. Makanan itu enak sekali. Omar menjelaskan nama makanan itu. Juga cara membuatnya. Istrinya bisa memasaknya. Hanya kualitas bahannya lebih murah.
Saya selalu lupa nama masakan itu. Baru setelah ke Kota Bursa saya ingat. Kota yang terletak antara Izmir dan Istanbul itu. Nama menu itu: Iskender.
Yakni setelah saya makan di restoran asli Iskender. Dari resto kuno inilah asal usul menu Iskender. Dari pemilik restoran itu. Yang diciptakannya di tahun 1867.
Tapi yang di Konya rasanya lebih enak. Menurut perasaan saya. Mungkin resepnya sudah dipermodern. Mungkin juga karena sudah lebih lapar.
Keesokan harinya saya lega. Sudah tidak turun salju. Udara masih minus 4 derajat. Tetapi langit terang.
Matahari melotot. Seperti lagi menghardik sisa-sisa salju yang ada. Yang masih melapisi pinggir-pinggir jalan.