Membedah Arti Penting Masterplan Ekonomi Syariah

Membedah Arti Penting Masterplan Ekonomi Syariah
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro di rapat koordinasi penyelamatan danau di Manggala Wana Bakti. Foto: Humas KLHK

 ”Saya yakin Indonesia lebih besar daripada itu. Peringkat ke-2 ada Bahrain yang luasnya saja hanya sebesar Jatinegara sehingga kita harus membuktikan dengan pendataan yang detail dan lengkap,” kata Ventje di sela-sela acara Indonesia Islamic Economy Festival (IIEF) 2019, Jumat (27/4).

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, belanja masyarakat Indonesia terhadap produk dan jasa syariah 2017 sekitar USD 218,8 miliar.

Angka tersebut cukup besar. Namun, Indonesia masih lebih banyak mengonsumsi daripada memproduksi.

”Contoh saja untuk industri fashion halal atau syariah, kita masih net importir. Penyebabnya mungkin karena biaya produksi di belahan dunia lain lebih murah,” urainya.

Untuk itu, dia mengimbau generasi milenial tak hanya identik dengan citra konsumsinya yang besar.

Namun, generasi milenial harus lebih banyak aktif dalam menciptakan produk.

Industri halal yang mengedepankan ethial consumption belum banyak digarap produsen dalam negeri.

Itu bisa menjadi peluang usaha bagi generasi milenial agar turut mengembangkan ekonomi syariah.

Masterplan ekonomi syariah Indonesia periode 2019–2024 segera diluncurkan. Menurut rencana, masterplan itu akan dirilis pada Mei mendatang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News