Membedah Dampak Negatif Pernikahan Dini
Plan International Indonesia, organisasi nonprofit yang bergerak di bidang pemenuhan hak-hak anak dan kesetaraan anak perempuan memiliki proyek pencegahan perkawinan anak bernama Yes I Do selama lima tahun bersama Rutgers WPF Indonesia dan Aliansi Remaja Independen.
Proyek ini diharapkan dapat mencegah perkawinan usia anak dengan mengkapasitasi anak dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, pemberdayaan ekonomi, dan partisipasi anak muda yang bermakna.
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi juga diperlukan untuk mencegah kehamilan dini, yang juga sering menjadi penyebab perkawinan anak.
Aktivitas pemberdayaan ekonomiseperti pemberian pelatihan soft skill dan technical skill diberikan ke anak perempuan agar dapat mengakses pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Selain itu, pencegahan perkawinan usia anak juga didukung dengan Komite Perlindungan Anak Desa (KPAD).
Itu adalah suatu kelompok kerja kolaborasi antarberbagai unsur masyarakat dan pemerintah yang didirikan untuk melindungi anak dari kekerasan dan pembuatan mendorong agar anak-anak dapattercatat kelahirannya.
Termasuk mempromosikan prototype pencatatan kelahiran online (pembuatan akta lahir) untuk mencegah adanya pemalsuan umur.
Child Protection Program Manager Plan International Indonesia James Ballo mengatakan, bersama para pegiat muda pencegahan perkawinan anak, pihaknya mengajak anak perempuan Indonesia turut dalam girls leadership.
Fenomena pernikahan dini pada anak di bawah usia 18 tahun tidak hanya terjadi di perdesaaan, namun juga perkotaan.
- Demi Keluarga Indonesia, IKEA Hadirkan Bonding Instruction
- Edukasi Pentingnya Sarapan Sehat, BlueBand Bagikan 10 Ribu Porsi Makanan Gratis
- Ririn Kardila Putri Hubungkan Keluarga dan Dunia Melalui Konten Digital
- Azizah Salsha Terseret Banyak Rumor, Keluarga Merespons Begini
- Waka MPR Ingatkan Penguatan Keluarga Faktor Utama dalam Bangun Karakter Anak
- Kemenag Ajak Mahasiswa Jadi Agen Cegah Perkawinan Anak di Kalangan Generasi Muda