Membedah Dampak Penurunan Tarif Tol Bagi Ongkos Logistik
Dalam kondisi lancar, sebuah kendaraan bisa melayani pengangkutan barang sebanyak tiga atau empat kali, misalnya.
Kemacetan membuat jumlah perjalanan berkurang hingga hanya dua atau bahkan satu kali. Sangat merugikan.
“Efektivitas penurunan tarif tol untuk transportasi logistik juga berpotensi terasa hambar mengingat masalah klasik dalam sektor ini. Ya, pungutan liar alias pungli. Seolah sudah menjadi kebiasaan uang terima kasih atau uang dalam bentuk apapun harus disiapkan pengemudi angkutan barang,” kata William.
Tanpa uang pelicin, sambung William, perjalanan pun dipersulit. Ujung-ujungnya, barang yang hendak diantarkan pun terlambat tiba.
Maka, mau tidak mau, dana lebih harus disiapkan pengusaha transportasi logistik. Mereka tentu tidak ingin mengambil risiko yang bisa berpengaruh kepada keberlanjutan bisnisnya.
Asosiasi Perusahaan Jasa Ekspres Indonesia mencatat ongkos logistik mencakup 24 persen dari biaya barang.
Namun, biaya ini jadi lebih tinggi karena perilaku oknum-oknum di lapangan yang membebani ongkos pengiriman.
Asosiasi juga mengklaim pungli membuat pengiriman barang dari Tiongkok ke Jakarta lebih murah dari pada dari ibu kota ke Padang.
Keputusan Presiden Joko Widodo menurunkan tarif tol untuk transportasi logistik sebesar 20-30 persen dinilai sangat tepat.
- Duh, Tarif Tol Cipali Naik Mulai 30 Oktober 2024
- Resmi! Tarif Tol TERPEKA Naik Jadi Sebegini
- Siap-Siap! Tarif Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung Bakal Naik
- Siap-siap, Tarif Tol TERPEKA Bakal Naik
- Pengumuman: Tarif Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 1 Naik Nih
- Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Ruas Tol Cimanggis-Cibitung, Sebegini Tarifnya