Membedah Fenomena FOMO di Kalangan Investor Pemula
Advisory Director Grant Thornton Indonesia Marvin Camangeg mengatakan, saham tidak jarang dianggap sebagai instrumen investasi yang mampu menghasilkan keuntungan yang relatif tinggi.
“Namun, sama seperti investasi pada umumnya, potensi keuntungan yang tinggi dari investasi saham juga tentu diikuti dengan risiko yang tinggi. Fakta ini yang seringkali kurang diperhatikan oleh investor pemula,” kata dia, Jumat (26/2).
Performa beberapa perusahaan yang sempat mengalami kenaikan harga saham hingga ratusan persen juga mendorong banyaknya investor newbie menjadi merasa fear of missing out (FOMO).
Mereka akhirnya bertindak impulsif hanya karena takut ketinggalan momentum untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat.
Banyak akhirnya investor pemula yang salah kaprah dengan menginvestasikan uang untuk kebutuhan sehari-hari bahkan berutang dengan bunga besar.
Mereka yang tadinya berharap mendapat keuntungan cepat justru banyak yang berakhir dengan rugi besar.
“Pelajaran yang dapat dipetik di sini adalah bahwa pasar saham dapat di ibaratkan seperti rimba. Kita akan menemukan berbagai jenis hewan. Ada hewan yang kuat secara alami karena ukuran tubuhnya yang besar, namun ada juga ada hewan yang kuat semata-mata karena mereka selalu bergerombol dalam jumlah besar,” ujar Marvin.
Selain itu, sambung Marvin, sekarang teknologi juga telah mengubah aturan permainan.
Investasi di pasar modal banyak digemari publik saat ini, khususnya oleh kaum milenial.
- MR. DIY Bakal Melantai di Bursa, Tawarkan Saham Mulai Rp 1.650
- Gegara Ini Para Analis Rekomendasikan Aksi Buy Saham BBNI
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru
- Prabowo Bertemu MBZ, Targetkan Investasi Dagang Rp 158 Triliun
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja