Membedah Manfaat IA-CEPA Indonesia dan Australia
Oleh karena itu, pemerintah perlu segera menyosialisasikan kepada pelaku usaha besar, menengah, dan kecil, perihal peluang besar tersebut.
Apalagi, kondisi perekonomian Australia relatif stabil sehingga kebutuhan terhadap produk-produk yang tidak dapat dihasilkan secara mandiri akan terus tinggi.
Selain sosialisasi, hal yang tidak kalah penting adalah menggenjot produktivitas di sektor-sektor yang berpeluang besar merajai ekspor Indonesia ke Negeri Kanguru.
Sejauh ini, pakaian jadi dari tekstil dan kayu olahan, masih menjadi andalan.
Namun, tantangan untuk itu tidaklah mudah. Apalagi, industri tekstil dan kayu dihadapkan pada deretan tantangan yang tak kalah berat.
Tekstil dalam negeri harus bertahan dari serbuah produk-produk Tiongkok yang berkualitas, namun memiliki harga yang jauh lebih murah.
Selain itu, untuk kayu, ketersediaan bahan baku menjadi kendala mengingat hutan semakin gundul akibat pembalakan liar.
Hal lain yang patut dicermati saksama adalah pemberian insentif bagi pengusaha berorientasi ekspor, terutama ke Australia. Insentif yang diberikan dapat dalam berbagai bentuk.
Pertemuan antara Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di Istana Bogor, Jumat (31/8), memiliki makna penting
- Bea Cukai dan Australian Border Force Gelar C to C Talk 2024, Bahas Hal Penting Ini
- Australia Barat Diharapkan Bisa Menjadikan Indonesia Lebih Dari Sekedar Rekan Bisnis
- Menaker Ida Bawa Kabar Baik Usai Bertemu Menteri Keterampilan dan Pelatihan Australia
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama Indonesia dan Australia di Sektor Mineral Penting
- Saatnya Menata Ulang Portofolio Investasi
- Bijak Menilai Pajak