Membedah Plus dan Minus Regulasi Anyar Tarif Ojek Online

Pengamat transportasi pun setuju penilaian bahwa perang diskon cukup mengkhawatirkan untuk keberlangsungan persaingan usaha.
Apalagi jika melihat kedua pemain tersebut memiliki sokongan modal yang berbeda.
Grab yang cenderung memiliki kekuatan modal lebih besar tak tertutup kemungkinan lebih unggul dalam memberikan diskon.
’’Tarif penting untuk dibatasi. Tapi, mekanisme pelaksanaannya harus benar-benar diawasi. Ada bagusnya KPPU dilibatkan untuk bisa memberikan rambu kepada Kemenhub soal pemberian diskon yang dilakukan aplikator. Berapa besarannya, berapa lama pemberian diskonnya, harus ada indikator dan dianalisis jangan sampai mematikan persaingan bisnis,’’ ujar pengamat transportasi Yayat Supriyatna, Minggu (12/5).
Yayat menegaskan bahwa yang dilakukan pemerintah sudah tepat terkait memberikan tarif batas untuk ojek online.
Namun, langkah berikutnya yang rasional untuk mendukung kebijakan itu ialah memetakan supply demand dari transportasi online di setiap daerah.
’’Mitra kan mengeluhkan income. Ya, tentu mereka susah mendapatkan income yang besar jika supply (jumlah mitra baru) tidak dibatasi. Demand dan daya belinya flat, tapi supply terus bertambah. Itu bagaimana pemerintah perlu duduk dengan aplikator untuk buka-bukaan data,’’ bebernya. (agf/c4/oki)
Grab dan Go-Jek merasakan dampak berbeda dari uji coba tarif baru yang diberlakukan untuk ojek online.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gandeng OVO & Grab, YIPB Luncurkan Program Uji Coba MBG di Sekolah Khusus se-Tangerang Raya
- YIPB Bareng Grab & OVO Menghadirkan MBG untuk SKH di Tangerang Raya
- Grab Merilis Layanan Terbaru Fitur Bayarin, Ada Cashback dari OVO
- 44 Mitra Ojol di Jateng Kaget Cuma Dapat BHR Rp 50 Ribu
- Tingkatkan Keselamatan Perjalanan di Perlintasan Sebidang, KAI & Grab Jalin MoU
- Berbekal Sertifikasi FDA, Restu Mande Sukses Mencuri Perhatian Dunia