Membedah Potensi Bisnis Ruang Perkantoran
’’Pada 2019 hingga 2021 adalah tahun yang cukup menantang setelah pada 2018 tidak ada pertambahan suplai,’’ kata Ferry.
Suplai tersebut cukup besar mengingat laju penyerapan per tahun secara historis 10–20 ribu meter persegi.
Sementara itu, suplai pada 2019 naik tajam 26 persen, lalu pada 2020 naik 35 persen.
Ada beberapa faktor yang membuat serapan rendah. Misalnya, perusahaan masih memiliki pilihan berkantor di ruko maupun rumah.
Faktor lainnya ialah pertumbuhan ekonomi lemah sehingga perusahaan menahan diri untuk ekspansi.
’’Beberapa perusahaan besar dan mapan cenderung membangun kantor sendiri. Kalau memang punya kemampuan bangun, apalagi butuhnya besar, tentu lebih pilih membangun. Karena ke depan bisa jadi aset,’’ ujar Ferry.
Pihaknya merekomendasikan kepada para pemilik gedung untuk aktif mencari tenant di Jakarta. Sebab, sebagian besar tenant besar memang berada di Jakarta.
“Namun, kalau melihat kondisi sekarang, memang belum ideal mencari tenant di Jakarta,’’ terang Ferry. (res/c7/oki)
Direktur Marketing Intiland Grande Harto Laksono mengatakan, pasar perkantoran tetap positif, terutama untuk luas di bawah 100 meter persegi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Masuk Tahap Finishing, B Residence Grogol Sudah Terjual Lebih dari 60%
- AMG Luncurkan Programmatic Digital OOH di Layar Gedung Perkantoran Jakarta
- Bupati Zaki Canangkan Program Ini di Perkantoran
- Polisi: 22 Ruko dan Perkantoran Dibakar Massa
- 3 Trik Datang ke Kantor Selalu Tepat Waktu, Dijamin Bos Tidak Akan Marah Lagi
- Transaura Bantu Penyandang Tunarungu Dapat Bicara Dua Arah