Membicarakan Kematian Bisa Membuat Hidup Lebih Bahagia
Profesor Alex menyebut, kita seharusnya tak mengisolasi kematian dari kehidupan.
"Kita tak seharusnya memisahkan keduanya karena mereka bekerja bersamaan," tuturnya.
Dampak terdekat dari sikap tak acuh terhadap kematian meliputi ketidakmampuan untuk memilih apakah akan meninggal di rumah atau membuat orang-orang terkasih semakin merasa kehilangan karena kematian anda datang tiba-tiba, ujar sang Profesor.
"Dalam tahap praktis, jika kita tak terbuka tentang apa yang terjadi dan tak peduli akan apa yang terjadi, kita tak akan bisa mengontrol segala situasi yang terjadi," utaranya.
"Kita semua punya kebutuhan berbeda pada akhir hidup - bukan satu model untuk semua. Kita mungkin tak tahu apa kebutuhan itu jika mereka tak pernah dibicarakan," kemuka Profesor Alex.
Ia mengatakan, ketakutan seseorang membuat kematian sulit dipikirkan, apalagi untuk membahasnya.
"Dihadapkan dengan akhir hidup dan kematian kita sendiri, ketakutan menghantui yang artinya kita melihat kemunculan tabu. Masyarakat tradisional, pada beberapa generasi yang lalu, memiliki berbagai cara untuk tak memikirkan kematian sebagai akhir," ungkapnya.
"Tapi, banyak kelompok masih saja punya keyakinan kuat pada hidup setelah mati dan karenanya itu bukan akhir," sambungna.
SEORANG pakar sosial memperingatkan, membicarakan kematian adalah kunci untuk mendobrak tabu budaya yang berdampak pada kualitas hidup kita. Profesor
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing