Membongkar Mitos dan Fakta Minuman Energi, Jangan Salah Paham Lagi

Membongkar Mitos dan Fakta Minuman Energi, Jangan Salah Paham Lagi
Para pakar membongkar mitos dan fakta minuman energi agar masyarakat tidak salah paham lagi. Foto source for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Aneka minuman energi telah lama menjadi pilihan bagi kaum muda urban yang menjalani gaya hidup aktif.

Meskipun efek positifnya bisa terasa, tidak jarang muncul berbagai kesalahpahaman mengenai dampak minuman energi terhadap kesehatan.

"Hal itu memicu hoaks dan kontroversi di tengah masyarakat. Hal ini terkait dengan salah satu isu kesehatan yang saat ini sedang naik yaitu tentang diabetes, hipertensi, dan sebagainya," ungkap Filipus Adimas, seorang pembawa acara TV dan content creator gaya hidup sehat, Kamis (29/8).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023 tercatat prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 11,7 persen. 

Sementara hipertensi, prevalensinya mencapai 30,8 persen pada 2023.  Faktanya, ternyata diabetes dan hipertensi merupakan penyakit yang sangat mempengaruhi kesehatan ginjal dapat dipicu oleh salah satunya konsumsi gula yang tinggi. 

Minuman energi sendiri bukan pihak yang bisa disalahkan dalam hal ini, karena di pasaran sebenarnya tersedia pilihan minuman energi bebas gula dan memanfaatkan aspartam sebagai pemanis. 

"Sejumlah penelitian ilmiah terbaru di dunia telah mengonfirmasi bahwa aspartam aman dikonsumsi dalam batas normal," katanya.

Begitu luasnya rumor mengenai ini di Indonesia, hingga dua institusi pun telah melakukan klarifikasi. BPOM telah memberikan penjelasan publik mengenai penggunaan aspartam pada pangan olahan masih dikategorikan aman. 

Para pakar membongkar mitos dan fakta minuman energi agar masyarakat tidak salah paham lagi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News