Membongkar Rahasia Totem Di Mulut Goa Ratu

Membongkar Rahasia Totem Di Mulut Goa Ratu
Ilustrasi. Foto: Istimewa.

Amnesti internasional menjadi topik utama. Buah bibir para tahanan politik Nusa Kambangan tak lepas dari itu. Angin segar itu menyejukkan hati Parewa. Dalam hati dia berpikir aku harus meninggalkan kenang-kenangan di sini. 

Minggu, setiap hari libur Parewa berjalan sendirian ke Goa Ratu, di daerah Candi, Nusa Kambangan, membawa perkakas ukir. 

Tanpa diketahui banyak orang dia membuat totem (memahat batu) di mulut goa. Kepandaian Hendra Gunawan telah turun padanya. Batu itu disulap menjadi tumpukan manusia dengan berbagai ekspresi wajah. 

Wajah-wajah itu seolah menatap siapa pun yang akan masuk ke goa. Ada yang melotot marah, ada yang berteriak sekeras-kerasnya, ada yang meminta belas kasihan dan lain sebagainya. Totem itu hidup. Sangat ekspresionis. Wajah-wajah itu menggambarkan perasaan orang-orang yang ditahan empat belas tahun di Nusa Kambangan tanpa pernah diadili. 

Di Goa Ratu pula, Parewa menemukan dua buah batu mulia yang menurutnya punya kualitas paling bagus. 

Yang satu digosoknya sampai mengkilat, satunya lagi diolahnya menjadi sebuah cincin. 

"Batu ini akan kuberikan pada Sri jika bebas nanti," gumamnya dalam hati. 

Namun sayang seribu kali sayang, totem itu belum rampung betul saat Parewa bebas. Dari Nusa Kambangan seluruh tahanan ditampung di Yogya selama dua hari, baru kemudian dipulangkan ke kotanya masing-masing. Pak Ragil dijemput keluarganya. Sri ikut serta. Inilah kali pertama Bujang Parewa bermuka-muka dengan Sri. 

INI cerita bukan sembarang cerita. Cerita diangkat dari kisah nyata. Berpangkal petaka satu sembilan enam lima. Berbuah cinta rang muda-muda. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News