Membosankan, Tapi Lebih Baik dari 2004

Membosankan, Tapi Lebih Baik dari 2004
Membosankan, Tapi Lebih Baik dari 2004
JAKARTA -- Banyak pihak yang tidak puas terhadap penampilan ketiga capres dalam debat putaran pertama yang digelar di Jakarta, Kamis (18/6) malam. Tidak ada greget sama sekali, alias datar-datar saja. Mestinya, yang namanya debat, mestinya ada nuansa-nuansa ketegangan. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman mengibaratkan, mestinya debat capres membuat publik betah menyaksikannya, layaknya menyaksikan laga Manchester United melawan Liverpool.

"Kira-kira nggak seperti Manchester United lawan Liverpool. Satu menyampaikan pikirannya, disambut yang lain setuju 200 persen. Yang lain, karena wakil presiden, mengikuti pikiran presiden. Berarti, semua mengikuti satu orang. Selesai persoalan, " ujar Irman yang menyaksikan langsung debat capres. Dia mengharapkan, debat capres putaran kedua lebih baik dari putaran pertama. Setiap calon memosisikan dirinya berbeda, kemudian saling beradu argumen.

Anggota DPD dari Sumatera Barat itu menilai, meski debat capres mengecewakan, namun tetap lebih baik dibanding debat capres pada pilpres 2004.  "Kali ini lebih baik,” katanya. Diharapkan, suatu saat debat calon presiden Indonesia menyerupai debat calon presiden Amerika Serikat. “Berdebat berarti saling berbeda pandangan, saling mempertahankan argumen," harapnya.

Debat capres putaran pertama bertema “Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Menegakkan Supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia” diikuti Megawati Soekarnoputeri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Muhammad Jusuf Kalla. Diagendakan lima kali debat, tiga di antaranya diikuti calon presiden dan, dua lainnya, calon wakil presiden. (sam/JPNN)

JAKARTA -- Banyak pihak yang tidak puas terhadap penampilan ketiga capres dalam debat putaran pertama yang digelar di Jakarta, Kamis (18/6) malam.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News