Memenuhi Kebutuhan Petani, Pemprov Sulsel Membangun Pabrik Benih Jagung Berkapasitas 1000 Ton
Menurut dia, pembangunan pabrik akan menghemat biaya karantina, pengiriman, pengangkutan, dan pengemasan.
Apalagi pengiriman benih dengan jarak jauh akan memengaruhi kualitas dan daya benih.
Dengan adanya pabrik, lanjut dia, nantinya Pusat Karantina Pertanian di Makassar akan lebih mudah melakukan uji klinis produk pertanian di Sulsel.
Selama ini, ungkap Ardin, benih dasar (forensik) jagung diambil dari Kabupaten Maros kemudian dikirim ke Pulau Jawa untuk diproses dan dikirim kembali ke Sulsel dalam bentuk benih. Semua ini karena provinsi ini belum memiliki pabrik benih.
"Nanti harga benih jagung yang kita produksi lebih murah, termasuk kualitasnya karena forensik benih dasarnya diambil dari Maros, sedangkan kalau di Pulau Jawa harga bonggol jagung lebih mahal ketimbang di sini," ujarnya.
Dia mengatakan keberadaan pabrik akan menyerap 300 tenaga kerja, sedangkan di tingkat petani, mereka akan menjadi mintra penangkar.
"Kita membutuhkan 600 hektare untuk penangkaran dan 1 hektare diestimasikan dikelola satu keluarga. Jika setiap keluarga terdapat empat orang, maka akan ada 2.400 petani yang akan terlibat," katanya. (antara/jpnn)
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Provinsi Sulsel Andi Ardin Tjatjo mengatakan, pabrik benih jagung tersebut akan berproduksi pada Juli 2021. Pabrik itu berkapasitas 1000 ton.
Redaktur & Reporter : Boy
- Dukung Ketahanan Pangan, IsDB & IFAD Kembangan Pertanian Dataran Tinggi
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Tim Relawan Dozer Sebut Sulsel Butuh Pemimpin Berpengalaman
- Operasikan Pabrik di Jakarta Timur, Grundfos Gelontorkan Investasi Rp 31 Miliar
- Wamentan Sudaryono Dapat Gelar Bapak Petani Milenial, Yakin Sektor Pertanian Menjanjikan
- Polda Sulsel Bongkar Korupsi Berjemaah yang Merugikan Negara Rp 84 Miliar