Memikirkan 1.000 Kematian Sebulan
Di Jawa, PLN perlu 5000 Pasukan Berani Mati
Senin, 23 Agustus 2010 – 06:06 WIB
Bisakah kebiasaan selama lebih 30 tahun berubah cepat? Seorang anggota DPR asal Lombok bukan main marahnya. Listrik di rumahnya di Mataram, mati. Berkali-kali dia mengirim SMS yang isinya menunjukkan kemarahannya itu. Dia mengira masih terjadi pemadaman bergilir seperti di masa lalu. Padahal ini keteledoran yang memang tidak bisa diterima: sekring trafo kecil di dekat rumahnya putus. Tidak kunjung diperbaiki.
Begitu marahnya anggota DPR tersebut sehingga saya tidak cukup hanya minta maaf. Saya pun menulis jawaban begini: kalau bapak mengizinkan, karyawan yang tidak segera memperbaiki sekring itu akan saya pecat!
PLN, mau tidak mau memang harus berubah.
Kebiasaan panjang melakukan pemeliharaan sampai mematikan lampu selama delapan jam itu harus diakhiri. Inilah tekad baru seuruh jajaran PLN sekarang ini. Kini rapat-rapat di PLN diisi dengan agenda bagaimana mengubah kebiasaan yang sudah mendarah-mendaging ini. Ini tidak mudah, tapi harus berhasil.
INI tidak ada hubungannya dengan kenaikan TDL. Baik yang lalu maupun yang konon akan naik lagi Januari tahun depan. Ini soal kebiasaan di PLN yang
BERITA TERKAIT