Memperkuat Jati Diri Bangsa dengan Bersatu Padu Hadapi Pandemi

Memperkuat Jati Diri Bangsa dengan Bersatu Padu Hadapi Pandemi
Ilustrasi: Kemenkominfo

Selama di pengasingan itulah Bung Karno mengumpulkan dan merumuskan nilai-nilai kebangsaan ke dalam sebuah pedoman yang kelak mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. Itulah Pancasila.

Nama Pancasila sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya dasar. Sang Proklamator memaknai Pancasila sebagai lima pedoman hidup berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam pengasingan, Bung Karno acap kali berdiskusi dengan banyak tokoh, di antaranya para misionaris Katolik berkebangsaan Belanda dan juga penduduk lokal. Tak jarang, Bung Karno menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu warga setempat membangun jembatan.

Di sela-sela itu, Bung Karno sering beristirahat di bawah rindangnya sebuah pohon sukun. Pohon itu hanya berjarak 700 meter dari kediamannya. Daunnya rimbun dan tegap berdiri menghadap pantai Ende.

Di situlah Bung Karno perlahan-lahan merenungkan pengalamannya di Ende, dialektika dengan banyak tokoh budaya dan agama, serta impiannya untuk berdiri di atas kaki sendiri sebagai insan merdeka. Namun, gagasan kemerdekaan tidak serta-merta bisa diwujudkan semudah membalik telapak tangan.

Bung Karno menyadari bahwa bangsa ini harus bersatu. Oleh karena itu harus ada sesuatu yang dapat menyatukan jutaan orang dari berbagai suku, etnis, budaya, agama, politik, dan lain sebagainya.

Permenungan di bawah pohon sukun itu berbuah tujuh tahun kemudian. Perilaku sehari-hari masyarakat di berbagai daerah dirumuskan Bung Karno menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara yang akhirnya menyatukan orang-orang sebagai bangsa.

Pedoman itu diperkenalkan Bung Karno dalam pidatonya pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945. Bung Karno mencetuskan rumusan dasar negara dalam lima butir gagasan, yaitu kebangsaan, internasionalisme dan kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang maha esa. Beliau menyebut lima butir gagasan itu sebagai Pancasila.

Maraknya aksi gotong royong pada masa pandemi Covid-19 merupakan cerminan internalisasi nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan selama puluhan tahun, yaitu Pancasila.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News