Memvonis Ahok Bersalah Tanpa Tabayun Justru Tak Islami
jpnn.com, JAKARTA - Dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung KH Ahmad Ishomuddin menyatakan, tak ada unsur penodaan agama pada pidato Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyinggung Surah Almaidah 51 di Kepulauan Seribu.
"Para ahli fiqih menerangkan, menginjak-injak Alquran seperti keset dan melemparkannya itu menodai agama," ujarnya saat menjadi ahli pada persidangan perkara penodaan agama dengan terdakwa Ahok di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (21/3).
Ishomuddin yang juga salah satu rais syuriah di PBNU mengatakan, untuk mengetahui Ahok berniat menghina atau tidak, mestinya ada tabayun atau proses klarifikasi terlebih dahulu. Menurutnya, tabayun diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman.
Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI), katanya, mengeluarkan pendapat keagamaan tentang pidato Ahok tanpa didahului tabayun. "Menjustifikasi sebelum tabayun tidak dibenarkan dalam Islam," tuturnya.
Selain itu, katanya, untuk melihat seseorang berniat menghina Islam atau tidak bisa dilihat dari kesehariannya. “Atau melihat kekiniannya, hal itu untuk mengetahui perbuatannya menunjukan adanya niat atau tidak," tuturnya.(uya/JPG)
Dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung KH Ahmad Ishomuddin menyatakan, tak ada unsur penodaan agama pada pidato
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Inilah yang KPK Dalami dari Ahok terkait Kasus Korupsi LNG
- KPK Periksa Ahok, Lihat
- Kedekatan Anies-Ahok Simbol Perlawanan ke Pemerintah hingga Sinyal Oposisi
- Ahok-Anies Akrab Mengobrol di Balai Kota, Siapkan Kejutan di 2025
- 42 Persen Pemilih Golput di Pilgub Jakarta 2024, Terbanyak Memilih saat Anies vs Ahok
- Pramono Sebut Nama Anies Hingga Ahok Setelah Unggul di Quick Count