Menag: Ada Bukti Baru, Putusan untuk Al-Zaytun Bisa Diubah
Rabu, 18 Mei 2011 – 16:21 WIB
Menanggapi hal itu, SDA mengaku sulit menghubungkan Al-Zaytun dengan NII. Meski hanya berkunjung enam jam di pesantren elit tersebut, menurut Menag, dirinya bisa menilai bahwa sistem pendidikannya bebas radikalisme.
Baca Juga:
"Sistem pendidikannya dikelola dengan manajemen modern. Selama saya berkunjung ke pondok pesantren lainnya, saya tidak melihat model pengajaran seperti Al-Zaytun. Pendidikan Islam-nya dipadukan dengan sistem modern. Ditambah dengan kondisi sekolahnya, dari SD sampai PT sangat mewah," urai SDA.
Mengenai hasil investigasi Kemenag dengan MUI, menurut SDA, sebenarnya tidak ada perbedaan. Pasalnya menurutnya, Kemenag hanya menyelidiki soal sistem pendidikannya, sedangkan MUI menyelidiki sistem pendidikan dan pola kepemimpinannya. Dari segi pendidikan itulah menurutnya, hasil investigasi MUI dan Badan Litbang Kemenag itu sama, yakni tidak ada ajaran yang berbau radikalisme.
"Kemenag dalam melakukan investigasi tidak sembarangan. Mulai (dari) murid, pengajar, kurikulum, masyarakat sekitar, dan lain-lain, kami selidiki. Dan ternyata, santri Al-Zaytun selalu berinteraksi dengan dunia luar," ucapnya.
JAKARTA - Keputusan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali (SDA) bahwa Pondok Pesantren Al-Zaytun bersih dari kegiatan NII, dipertanyakan oleh sebagian
BERITA TERKAIT
- BPBD Berjibaku Evakuasi Warga Korban Banjir Sejumlah Desa di Jember
- Seorang Anggota KKB Ditembak Mati, Iptu Tomi Tergelincir dan Hanyut
- Gerak Cepat, Kemensos Salurkan Bantuan Korban Banjir Makassar
- Kritikus Seni Ungkap Lukisan Yos Suprapto Sempat Dilihat Kurator dan Tak Dipermasalahkan
- ASDP Beri Kejutan Manis Bagi Para Ibu di atas KMP Sebuku
- Honorer Non-Database BKN TMS Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2 Minta Kesempatan Kedua