Menag Sebut Ponpes UBK Ajarkan Kekerasan
Senin, 18 Juli 2011 – 06:55 WIB
JAKARTA - Dugaan adanya aktifitas gerakan garis keras di Pondok Pesantren (Ponpes) Umar bin Khattab (UBK), Desa Sanolo, Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), tampaknya, bukan isapan jempol. Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengatakan, tempat yang mencuat setelah terjadinya ledakan itu tidak memenuhi syarat sebagai sebuah ponpes.
"Saya ingin menegaskan, pondok pesantren Bima itu bukan pondok pesantren," kata Suryadharma di sela Peringatan Harlah NU ke- 85 di Gelora Bung Karno, kemarin (17/7). Syarat sebagai ponpes, kata dia, antara lain ada kiai yang berpengaruh, ponpes itu terbuka, dan tidak eksklusif.
Baca Juga:
Selain itu, sumber ajaran dalam sebuah ponpes juga jelas. "Pondok pesantren tidak mengajarkan kekerasan, tidak mengajarkan bagaimana santri menghunus parang, membuat bom," urai Suryadharma.
Ciri lain dari ponpes, lanjut dia, adalah memberikan pengaruh kepada masyarakat di bidang kecerdasan, intelektual, budaya, dan pengembangan ekonomi. Misalnya adanya usaha kecil dan menengah di sekitar ponpes. "Jadi ini (Ponpes UBK) bukan pondok pesantren, tapi tempat penggemblengan kader garis keras," tegasnya.
JAKARTA - Dugaan adanya aktifitas gerakan garis keras di Pondok Pesantren (Ponpes) Umar bin Khattab (UBK), Desa Sanolo, Bolo, Bima, Nusa Tenggara
BERITA TERKAIT
- DPRD DKI Jakarta Diminta Mengawal Proses Legislasi Perda Pesantren
- 19.702 Kendaraan Melintasi Tol Riau Selama Libur Natal
- Prabowo Singgung Usulan Gus Dur Jadi Pahlawan, Yenny Wahid: Kami Menghargai
- Apresiasi Peran Ibu, Le Minerale Luncurkan Kampanye #YangTerbaik
- Proses Evakuasi Korban Banjir di Sulsel Terus Berlanjut
- Gempa Berkekuatan 5,2 Magnitudo Guncang Sukabumi Bagian Tenggara