Menahun di Indonesia, Pengungsi Lajang Mogok Makan Demi Kejelasan Status

"Tak masalah apakah itu di Australia atau negara lain," tutur pengungsi yang sudah berada di Indonesia selama 6 tahun ini.
Pemuda 27 tahun ini bahkan menyebut beberapa pengungsi sudah merasa bahagia jika dimukimkan kembali di Indonesia secara resmi. Tapi memang tak semuanya.
Sebagian besar teman Aryan sesama pengungsi menginginkan Australia sebagai pelabuhan terakhir mereka. Kini, keinginan itu menyurut. Tak lagi terpatok negara tertentu, mereka hanya ingin diberi kejelasan status dan bermukim kembali dengan tenang.
Di sisi lain, tak hanya masalah kepastian status yang membuat Aryan turun ke jalan.
Ia, dan tentu saja teman-teman sesama pengungsi, ingin agar proses pemukiman kembali berjalan adil.
Selama ini, lajang seperti dirinya, dan teman-temannya yang berunjuk rasa tersebut, dipandang sebelah mata.
"Kami ingin dunia tahu UNHCR Indonesia melakukan proses pemukiman kembali yang tidak adil khususnya terhadap pengungsi yang masih lajang," kata pemuda yang masuk ke Indonesia lewat kapal ke Sumatera ini.
"Ini diskriminasi."
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia