Menahun di Indonesia, Pengungsi Lajang Mogok Makan Demi Kejelasan Status

Ia heran mengapa lembaga seperti UNHCR yang mengagung-agungkan kesetaraan justru, dirasakannya, melakukan diskriminasi terhadap pengungsi.
"Ada pengungsi yang sudah ada di sini 7-8 tahun tapi belum dimukimkan kembali."
"Tapi saya juga lihat ada pengungsi yang datang ke Indonesia tahun 2015 dan kini mereka sudah dimukimkan kembali ke negara ketiga."
"Ini benar-benar tak adil," keluhnya kepada ABC.
Lelah merasa terdiskriminasi
Ketidakadilan juga dikeluhkan Mohammad Amin Ahmadi (21), pengungsi asal Afghanistan lainnya yang terdampar di Jakarta.
Sama seperti Aryan, Mohammad juga belum berkeluarga dan mengungsi seorang diri.
Ia mengamati, pengungsi yang berkeluarga sebagian besar sudah dimukimkan kembali, tapi lain halnya dengan pengungsi lajang.
"Sebagian besar pengungsi lajang dari tahun 2013 atau bahkan 2012 masih terjebak di sini. Tapi keluarga yang baru datang tahun 2014 dan 2015 malah sudah pergi (dimukimkan kembali)," ucap pemuda yang sudah berada di Jakarta sejak usia 16 tahun ini.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia