Menahun di Indonesia, Pengungsi Lajang Mogok Makan Demi Kejelasan Status

Nasib mereka bahkan segera terkatung-katung karena Pemerintah DKI Jakarta berencana menutup lokasi ini.
Shelter kalideres akan ditutup
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta (Kesbangpol), Taufan Bakri, mengatakan pihaknya akan menutup shelter Kalideres per tanggal 31 Agustus 2019, setelah sebelumnya mengadakan sosialisasi kepada para pengungsi.
"Pemerintah (DKI) dan masyarakat kemampuannya terbatas dalam menolong mereka."
"Maka dengan keadaan seperti itu kami minta maaf tidak bisa lagi memberikan bantuan," jelasnya kepada ABC (21/8/2019).
Layanan yang dihentikan bertahap yaitu bantuan makanan, kemudian bantuan air, bantuan kesehatan pasokan listrik dan beberapa kebutuhan dasar lainnya.
"Per tanggal 31 nanti gedungnya akan kami tutup, segel dan akan dibersihkan untuk mungkin digunakan untuk kegiatan lain."
Selama ini, Pemerintah DKI tidak memiliki dana khusus dalam membantu para pengungsi. Menurut Taufik, bantuan diberikan dengan menggunakan dana kontigensi bencana, khususnya bencana kebakaran yang dimiliki dinas sosial.
Taufik juga mengaku pihaknya telah berunding dengan UNHCR dan Organisasi Migrasi Internasional (IOM). Ke depannya, para pengungsi akan memiliki dua opsi.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia