Menakar Kemampuan Vietnam Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN (2)
Perusahaan Tak Mampu Naikkan Gaji, UMK Buruh Hanya Rp 1,5 Juta Per Bulan
Tingkat pengangguran di Vietnam tahun lalu hanya 2,22 persen dari total angkatan kerja. Di antara total jumlah penduduk yang mencapai 92 juta orang, yang tercatat sebagai pekerja 52,9 juta orang. ’’Di sini, upah tenaga kerja memang murah. Ditambah tidak ada demo-demo seperti di Indonesia,’’ kata pria yang dulu bekerja di Semen Gresik tersebut.
Chief Finance Department TLCC Herarsa Pambudi menambahkan, dengan gaji sekecil itu, pekerja di Vietnam tidak mampu membeli aset-aset penting seperti rumah dan mobil. ’’Kalau di Indonesia harga rumah tipe 36 cuma Rp 250 juta, di sini dua kali lipatnya, 500 juta dong. Dengan gaji 3–5 juta dong, mana cukup? Wajar kalau mereka harus kerja keras,’’ tandasnya.
Pria yang akrab dipanggil Ipam itu menambahkan, harga mobil juga mahal, dua kali lipat harga mobil di Indonesia. Karena itu, hanya orang-orang kaya yang mampu membeli mobil baru di Vietnam. ’’Karena mobil nggak terjangkau, kebanyakan masyarakat Vietnam mampunya beli sepeda motor. Karena itulah jalanan penuh dengan motor,’’ paparnya.
Kondisi ekonomi Vietnam memang melambat sejak krisis ekonomi 2011 itu. Banyak proyek infrastruktur yang terpaksa dihentikan sementara karena sulitnya dana. Tercatat, kredit perbankan hanya tumbuh 12 persen pada 2011. Padahal, pada 2010, pertumbuhan kredit mencapai 27,68 persen. Itu menunjukkan bahwa bank sangat berhati-hati dalam mengucurkan pinjaman.
Pada 2012 hingga 2013, pemerintah masih berusaha menata kembali kondisi ekonomi negara. Fokusnya adalah menurunkan inflasi. Tahun ini, pergerakan ekonomi mulai terlihat. Namun, negara yang menjadi anggota tetap ASEAN pada 28 Juli 1995 tersebut masih perlu mengejar banyak ketertinggalan di era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti.
Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Mayerfas mengungkapkan, saat ini Vietnam berada dalam masa transisi untuk menjadi ekonomi industri yang modern dengan prioritas utama seperti menstabilkan ekonomi, membangun kembali infrastruktur, serta menciptakan tenaga kerja berketerampilan. ’’Vietnam berusaha memperkuat industri berbasis pasar,’’ jelasnya.
Data Bea Cukai Vietnam menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap barang-barang impor. Nilai impor berbagai jenis barang konsumsi dan produksi Vietnam terus meningkat setiap tahun. Dalam lingkup regional, hal itu mengakibatkan defisit perdagangan Vietnam dengan ASEAN mencapai USD 3,34 miliar atau sekitar ****Rp... selama 10 bulan pertama 2014.
Ekspor Vietnam ke negara-negara ASEAN mulai Januari hingga Oktober 2014 mencapai USD 15,66 miliar dan impor USD 19 miliar. Ekspor terbesar Vietnam adalah ke Malaysia (USD 3,29 miliar); Thailand (USD 2,87 miliar); Indonesia (USD 2,35 miliar); Singapura (USD 2,33 miliar); dan Kamboja (USD 2,13 miliar). Ekspor terbanyak berupa kayu, garmen, serta tekstil.
Dalam kondisi ekonomi yang baru bangkit dari keterpurukan, Vietnam harus bersiap menghadapi era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408