Menakar Potensi Skenario Tiji Tibeh di Timur Tengah
Upaya Diplomatik dan Mediasi
Upaya mediasi internasional antara Israel dan Hamas, terutama oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, terus dilakukan. Namun, hasil yang signifikan belum tercapai. Salah satu penyebab utama adalah penolakan Netanyahu untuk menghentikan perang, meskipun banyak pihak mendesak pertukaran tahanan dan pemberian akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Netanyahu sendiri tampaknya ingin menyelesaikan masalah dengan menghancurkan seluruh kelompok perlawanan Palestina, termasuk dukungan dari negara-negara seperti Iran dan kelompok-kelompok lainnya di kawasan Timur Tengah.
Iran, yang dikenal sebagai pendukung kuat perjuangan Palestina, terus menghadapi sanksi berat dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, terkait program nuklirnya.
Meski berada di bawah tekanan internasional, Iran tetap konsisten membela Palestina.
Sebagaimana diperlihatkan oleh sikap tegas Presiden Iran Masoud Pezeshkian terhadap konflik regional, terutama mengkritik tindakan Israel di Gaza dan Lebanon.
"Dunia harus segera menghentikan kekerasan. Gencatan senjata permanen harus ditegakkan di Gaza dan Lebanon. Hentikan rezim ini (Israel) sebelum membakar kawasan dan dunia," kata Pezeshkian memperingatkan.
Pezeshkian mengulangi proposal Teheran untuk referendum di kalangan penduduk wilayah Palestina. Ia menekankan bahwa masalah yang timbul dari pendudukan Israel hanya dapat diselesaikan dengan memberikan hak penentuan nasib sendiri kepada rakyat Palestina.
Konflik yang berawal dari perang Israel versus Hamas setahun lalu, kini makin memanas dan meluas. Apakah Timur Tengah sedang menuju kehancuran bersama?
- Dunia Hari Ini: Ribuan Warga Pendukung Palestina Turun ke Jalanan Australia
- Israel Kerahkan Divisi 91 Galilee untuk Serbu Lebanon dari Darat
- Militer Israel Dipermalukan Hizbullah 2 Kali dalam Sehari, Kocar Kacir
- BARAQ Bakal Demo Kedubes AS dan Kantor PBB
- Militer Israel Klaim Tidak Ada Korban Cedera Akibat Serangan Rudal Iran
- 100 Rumah di Tel Aviv Rusak Akibat Serangan Rudal Iran