Menaker: Reformasi Birokrasi Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengaku terus mengoptimalkan kinerja petugas Pengantar Kerja yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hal itu dilakukan untuk menghadapi dinamika perubahan yang sangat cepat akibat pesatnya perkembangan teknologi serta menekan angka pengangguran.
"Masyarakat sangat familiar dengan aplikasi smartphone yang mampu menjawab berbagai kebutuhan masyarakat. Termasuk dalam menerima informasi pasar kerja dan dunia kerja," ujar Menaker Ida saat membuka sekaligus menyampaikan arahan pada acara “Sinergitas Pengantar Kerja Pusat dalam Era Digitalisasi,” di Novotel Hotel, Bogor, Jawa Barat, Rabu, (16/6).
Ida menyebut kehadiran secara fisik saat ini berkurang dan menjadi tidak penting. Apalagi di masa pandemi covid-19. Dia menjelaskan pilihan penggunaan aplikasi sekarang ini sangat dibutuhkan.
Oleh karena itu, pengantar kerja dapat menjadi agent of change (agen perubahan) yang mampu memberi warna baru dalam budaya organisasi.
“Saya sungguh sangat antusias dengan tema kegiatan ini. Karena dalam situasi pandemi covid-19 kita tetap produktif," katanya.
Dia juga mengatakan, koordinasi yang kuat dan berkesinambungan antara Pengantar Kerja di Kementerian Ketenagakerjaan maupun di BP2IP itu sangat diperlukan karena banyak masalah.
Oleh karena itu, dia mendorong agar para Pengantar Kerja menyesuaikan cara pandang dan berpikir, agar tidak tertinggal dan mampu memenangkan kompetisi di pasar global.
Menaker Ida Fauziyah mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi juga bisa menekan angka pengangguran.
- Debat Pilgub Banten, Paslon Nomor Urut 1 & 2 Adu Gagasan Soal Pengentasan Pengangguran
- Wamenaker Immanuel Ebenezer Ingin Negara Selalu Hadir Memajukan Industri Musik
- Mahasiswa President University Sabet Juara Stacks Harvard Hackathon
- Menaker Ajak Dunia Usaha Terus Perkuat Kerja Sama, Ini Tujuannya
- Menaker Yassierli Ajak Dunia Usaha Terus Kembangkan Keterampilan Tenaga Kerja
- Angka Pengangguran Capai 7,2 Juta, Paling Banyak SMK