'Menanam untuk Pahala': Thailand Kalahkan Indonesia Sebagai Penghasil Kurma

"Tahun ini, bulan April - Mei itu biasanya pohon kurma saya sudah berbuah. Tapi karena curah hujan masih cukup tinggi, pohon saya belum berbuah," ujarnya yang berharap pohonnya akan kembali berbungga setelah tidak hujan.
Di luar isu curah hujan yang tinggi tahun ini, Gun Istiaris menilai tanah di Indonesia sangat cocok untuk tanaman kurma.
"Kita harus mengubah perspektifnya, kalau di gurun aja bisa tumbuh, apalagi di Indonesia. Semua tanaman pada dasarnya senang dengan kondisi tanah yang mengandung unsur hara yang tinggi seperti di Indonesia dan banyak terdapat sumber air."
"Ketika kita berkebun kurma nomor satu itu air, kalau tidak ada air, pohonnya mandul," tambahnya

Menanam demi keberkahan dan pahala
Sementara Muhammad Karyadi Syafi'I, seorang petani kurma dari Barbate, Nangroe Aceh Daarussalam, salah satu kawasan yang mengklaim memiliki perkebunan kurma terluas di Asia Tenggara mengaku tertarik menanam kurma karena ketahanannya terhadap cuaca.
"Kurma itu tanaman yang paling tahan terhadap segala cuaca, badai kemarau panjang. Dia bisa simpan air dan banyak manfaatnya juga kita tanam kurma. Kalau tidak berbuah, macam pohon jantannya itu bisa kita ambil air niranya."
Namun menurutnya motivasi utama seseorang yang hendak membudidayakan kurma seharusnya adalah untuk mencari keberkahan dari buah yang diistimewakan dalam ajaran Islam ini.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia