Menang Berkat Diare, Kunjungi Pasien Bawa Anak
Sabtu, 27 Maret 2010 – 04:17 WIB

Foto: Sekaring Ratri Adaninggar/Jawa Pos.
Tahun lalu (Oktober 2009), dia menerima penghargaan Pediatric Award dari The Asian Pacific Pediatric Association (APPA) yang diserahkan di Shanghai, Tiongkok. Penghargaan tersebut sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai dokter anak terbaik se-Asia Pasifik hingga 2011. Sebab, gelar tersebut hanya diberikan tiap tiga tahun sekali.
Keberhasilan di kancah internasional itu bukan yang pertama bagi istri Prof (Emeritus) Dr dr Soenarto Sastrowijoto SpTHT tersebut. Sebelumnya, dia mendapatkan banyak penghargaan di bidang kesehatan, baik tingkat nasional maupun internasional. "Tapi, yang paling bergengsi ya yang ini," ujar satu-satunya wanita Indonesia yang mampu menyisihkan 12 dokter anak se-Asia Pasifik tersebut.
Profesor 66 tahun itu terpilih berkat kiprahnya dalam meneliti diare pada anak selama 40 tahun. Diare, kata dia, merupakan kasus penyakit terbanyak serta penyebab kematian bayi tertinggi di Indonesia. "Selain itu, diare dikenal sebagai penyebab utama bayi kekurangan gizi yang mengakibatkan daya tahan tubuh bayi rendah. Karena itu, risiko kematiannya juga tinggi," urainya.
Yati meneliti diare sejak 1976 bersama Prof Ruth Bishop dari Australia. Bishop adalah penemu rotavirus (virus penyebab diare) pertama di dunia. Keduanya bekerja sama meneliti infeksi rotavirus pada penderita diare di Indonesia. Hasil penelitian itu, rotavirus menjadi penyebab utama kasus diare di Indonesia.
Seorang dokter wanita Indonesia menorehkan prestasi di kancah internasional. Prof dr Srisupar Yati Soenarto SpA(K) PhD kini menyandang predikat dokter
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu