Menanggapi Twit Pak Mahfud MD soal Kisah Mengharukan, Ferdinand: Tak Patut
jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Ferdinand Hutahaean menyoroti twit Menko Polhukam Mahfud MD soal kiasah mengharukan pasien Covid-19 meninggal dunia, melalui akunnya di Twitte pada, Senin (26/7).
Menurut Ferdinand, twit tersebut tak pantas lantaran Mahfud MD saat ini menjabat sebagai menteri di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.
Mengharukan. Ada seorang kaya raya di Jatim meninggal ktk sdg menunggu antrean penanganan. Ada jg Profesor kedokteran senior menyerahkan kesempatan kpd yuniornya utk menggunakan satu2nya oksigen yg tersisa ketika keduanya sama2 terserang Covid. Sang profesor kemudian wafat.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) July 26, 2021
"Twit Pak Mahfud tersebut bagi saya, tak patut diunggah oleh seorang menteri yang adalah bagian dari pemerintah yang sedang berjuang memerangi Covid-19 dan menyediakan layanan bagi masyarakat," ucap Ferdinand kepada JPNN.com, Senin (26/7).
Mantan politikus Demokrat itu juga menilai twit mantan Menteri Pertahanan itu justru menceritakan kondisi penanganan Covid yang seolah-olah gagal hingga orang meninggal akibat tak tertangani ketika menunggu antrean.
"Bukankah itu kegagalan pemerintah? Bukankah Mahfud bagian dari pemerintah? Tetapi mengapa Mahfud mengetwit seolah dia bukan bagian dari pemerintah?" tutur Ferdinand Hutahaean mempertanyakan.
Persepsi yang ditangkap publik menurutnya akan berbeda bila unggahan itu diawali dengan ungkapan permintaan maaf atas kejadian tersebut.
Ferdinand Hutahaean berkomentar tajam soal twit mengharukan yang diunggah Menko Polhukam Mahfud MD.
- Putusan Mardani Maming Sesat Hukum, Mahfud Md: Kejaksaan Harus Buka Lagi Perkaranya
- Kepala BPJPH Mewajibkan Label Halal ke Barang yang Dijual, Mahfud: Itu Salah
- Disemprot Mahfud soal Undangan Kementerian untuk Acara Pribadi, Mendes Yandri Kaget
- Undang Kades ke Acara Pribadi Pakai Surat Berkop Kementerian, Yandri: Saya Baru Jadi Menteri
- Disentil Mahfud MD soal Surat Menteri untuk Acara Pribadi, Yandri Susanto Bereaksi Begini
- Keras! Wanto Anggap Surat yang Diterbitkan Yandri Susanto Bentuk Abuse of Power