Menangis, Istri Bupati tak Mau Berangkat Haji Sendiri

Menangis, Istri Bupati tak Mau Berangkat Haji Sendiri
Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian (tengah) dikawal ketat petugas ketika tiba di bandara SMB II Palembang untuk menuju ke Jakarta. Bupati Banyuasin ini ditangkap oleh KPK terkait dana bantuan dana hibah di Kabupaten Banyausin.(4/9). Foto: Kris Samiaji/Sumatera Ekspres/JPNN.com

Pantauan di lapangan, rumah dinas Bupati Banyuasin hingga pukul 19.00  terlihat sepi. 

Hanya ada petugas satpol PP yang berjaga.  "Bapak sudah ke Palembang," kilah mereka. 

Yan Anton dan kawan-kawan, tiba di Mapolda Sumsel sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka langsung diperiksa di Ditreskimsus Polda Sumsel. Setidaknya, ada 6 mobil yang berjejer di halaman Ditreskrimsus.

Satu di antaranya mobil tim KPK. Yakni Kijang Innova warna hitam nopol  B 1344 NKE. Kemudian, 6 mobil lainnya, yaitu Innova abu-abu nopol BG 1862 KI. Lalu, Kijang warna hijau nopol BG 1350 ML, Honda Brio hitam BG 85 VB, Ford putih BG 9014 PP, Xenia silver BG 1654 CC. 

Lebih dari 3 jam Yan Anton diperiksa di gedung Ditreskrimsus Polda Sumsel. Barulah sekitar pukul 17.15 WIB,  langsung di bawa menuju bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang untuk diterbangkan ke Jakarta. 

Saat menuju bandara, Yan Anton yang saat itu mengenakan kemeja kotak-kotak warna kombinasi garis hitam-merah-putih, diangkut dengan mobil bus coklat nopol 6009-15 milik Mapolda Sumsel. 

Juga dikawal 2 mobil Patwal Polresta Palembang, masing-masing nopol 4012-30 dan 4021-12.  Serta 11 angota Dalmas Shabara Polda Sumsel bersenjata lengkap. 

Nampak, Direktur Reskrimsus Polda Sumsel Kombes Pol Tomsi Tohir dan Kasubdit Tipikor AKBP Hari Barata, juga ikut dalam bus tersebut. Namun, tak ada sama sekali penjelasan dari Tomsi. 

PALEMBANG - Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian ditangkap petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat usai menggelar acara walimatus safar atau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News