Menangis Melihat Guru Honorer K2 Tua Berjuang di Jalanan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI) Lukman Said mengaku sangat sedih melihat perjuangan honorer K2 (kategori dua) mendapatkan status sebagai CPNS.
Sedih karena para honorer K2 harus melakukan aksi unjuk rasa berkali-kali, di daerah maupun di Jakarta. Mereka telah melakukan pengorbanan waktu, energi, dan juga biaya. Pengorbanan yang begitu panjang.
Mestinya, terang Lukman, honorer K2 yang sudah mengabdi belasan hingga puluhan tahun dengan upah minim, diperhatikan pemerintah.
Kalau alasannya kompetensinya rendah, pemerintah wajib memberikan pelatihan. Sedangkan batasan usia, sebaiknya diberikan afirmasi.
"Sejak demo dimulai pekan lalu, luar biasa sedih hati kami. Saya sampai menangis melihat tenaga pendidik tua berjuang di jalan. Seandainya ini dilihat para pejabat pemberi keputusan, apakah tega lihat seperti itu," ujar Lukman kepada JPNN, Kamis (10/9).
Dia mengungkapkan, sudah menginstruksikan seluruh DPRD kabupaten untuk mendukung perjuangan honorer K2 jadi PNS. Salah satunya lewat percepatan revisi UU Aparatur Sipil Negara (ASN).
BACA JUGA: Bagaimana jika Honorer K2 tak Lulus Tes CPNS 2018?
"Honorer K2 memilih jalan aksi karena tidak ada pilihan lain. Didatangi baik-baik enggak efek. Jadi jangan salahkan mereka bila terus-terusan demo dan mogok," tandas politikus PDIP ini. (esy/jpnn)
Entah sudah berapa kali para honorer K2 unjuk rasa memperjuangkan nasibnya untuk bisa diangkat menjadi CPNS.
- Inilah Kriteria Honorer Dapat Banyak Afirmasi di Seleksi PPPK 2024, Bebas Pilih OPD
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap II Pemkot Mataram Dibuka, Ini Pesan Pak Taufik Priyono
- Honorer K2 Mengabdi 32 Tahun Gagal Ikut Tes PPPK 2024, Presiden Tolonglah
- Belasan Ribu Honorer Gagal PPPK 2024 Tahap 1, Tak Bisa Daftar Lagi, Terus Piye?
- Tak Lulus Seleksi Administrasi, 218 Pelamar PPPK Pemkot Batam Mengajukan Sanggahan
- 2 Masalah Tak Terduga PPPK 2024, Salah Satunya soal Penyisipan