Menanti 23 Tahun, Warga Salok Akhirnya Bisa Nikmati Listrik
Kebanyakan warga menggunakan genset untuk memenuhi kebutuhan energi. Namun, tentu saja genset juga digunakan terbatas. Rata-rata hanya bertahan hingga pukul 22.00 Wita. “Pengajuan listrik ke PLN pernah dilakukan 2012. Saat itu penduduk mulai ramai dan jalan sudah terbuka,” ucapnya.
Selama ini, Elsan dan keluarga memanfaatkan listrik dari tenaga surya atas inisiatif pribadi. Dia membeli alat solar cell yang sudah dia gunakan sekitar tiga tahun belakangan. Meski begitu, listrik ini hanya mampu digunakan untuk lampu dan nonton televisi. Sebelum solar cell, Elsan hanya menggunakan lampu templok dengan bahan bakar minyak tanah.
Semenjak minyak tanah mahal, mereka mencari alternatif lain. Sisanya warga kebanyakan menggunakan mesin genset dan dompeng (diesel). Setiap rumah membayar patungan sekitar Rp 150 ribu per bulan. “Listrik bisa digunakan dari magrib sampai pukul 22.00 Wita. Itu pun tidak bisa nyetrika karena anjlok aliran terbagi-bagi,” ujarnya. (gel/riz/k15)
Penantian panjang selama 23 tahun, akhirnya warga Kampung Salok Lai, Lamaru, Balikpapan Timur, Kaltim, bisa menikmati listrik.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Peringati Hari Disabilitas Internasional, PLN Gandeng Alunjiva Gelar Synergy Fest 2024
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- PLN IP Topang Kebutuhan Listrik Maluku Saat Nataru, Menteri ESDM Bilang Begini
- Pemerintah, PLN dan IPP Bersinergi Wujudkan Kemandirian Energi Nasional
- Pemerintah Berikan Diskon Listrik 50 Persen, Momentum Perkuat Daya Beli Masyarakat
- Penuhi Kebutuhan Nataru, PLN Indonesia Power Siapkan Ribuan Personil Siaga