Menanti Figur yang Berani Melawan Mafia Bola di Indonesia
Tragedi match fixing juga kita alami saat pertandingan final Piala AFF 2010. Timnas Indonesia “dipaksa” mengalah terhadap tuan rumah Malaysia.
Terjadinya campur tangan mafia bola dalam pertandingan tersebut diungkapkan Manajer Timnas Andi Darussalam Tabusalla beberapa waktu kemudian.
Kejadian tersebut benar-benar merupakan penghinaan terhadap kehormatan bangsa dan negara.
Mengapa mafia sepak bola Indonesia sulit sekali dihapuskan? Menurut penuturan Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN) Suhendra Hadikuntono, hal itu karena melibatkan beberapa "tokoh besar" yang "untouchable" (tak tersentuh) yang dilindungi tokoh besar yang dekat dengan kekuasaan.
Penjelasan Suhendra ini diamini tokoh suporter nasional KP Norman Hadinegoro dan beberapa pemerhati sepak bola Indonesia.
Hal inilah yang menyebabkan usaha keras Presiden Joko Widodo membersihkan sepak bola kita dari praktik mafia seolah membentur tembok.
Itu pekerjaan rumah besar bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana kita bisa mengembalikan muruah sepak bola Indonesia melalui pertandingan yang penuh sportivitas dan orientasi pada prestasi.
Usaha keras dari KPSN yang tanpa pamrih harus kita dukung untuk membongkar habis mafia sepak bola Indonesia. Ini pasti bukan tugas yang gampang karena pengurus PSSI saat ini terlihat tidak kooperatif. P
Bagaimana perasaan Anda saat lagi seru-serunya menyaksikan pertandingan sepak bola, tetapi mendapatkan informasi bahwa ternyata laga itu sudah diatur skornya oleh orang-orang tertentu? Kita sebut saja mafia sepak bola.
- Persiapan Piala AFF 2024, PSSI Panggil 31 Pemain, Ini Daftarnya
- Darmizal Apresiasi Langkah Erick Thohir Mentransformasi Sepak Bola Nasional
- Erick Thohir Masuk Ruang Ganti Timnas Indonesia, Tegang
- Hampir 2 Tahun Pimpin PSSI, Erick Thohir Sukses Bikin 94% Publik Happy
- Kepuasan Terhadap Erick Thohir Tinggi karena Prestasi Timnas & Terobosannya
- Maruarar Sirait: Erick Thohir Pantas Mendapat Angka Kepuasaan 94% Sebagai Ketum PSSI